Importance-Performance Analysis (IPA)
Metode Importance
Performance Analysis (IPA) diperkenalkan oleh Martilla dan James pada
tahun 1977 untuk mengukur hubungan antara prioritas peningkatan kualitas
produk/jasa yang dikenal pula sebagai quadrant analysis dan persepsi
konsumen IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai
bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil
analisis yang memudahkan usulan perbaikan kinerja.
IPA bertujuan untuk menampilkan informasi berkaitan dengan
faktor-faktor pelayanan yang menurut pelanggan sangat memengaruhi
loyalitas dan kepuasan mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang menurut
pelanggan perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan
pelanggan. IPA menyatukan pengukuran faktor tingkat kinerja
(performance) dan tingkat kepentingan (importance) yang kemudian
digambarkan dalam diagram dua dimensi yaitu diagram
importance-performance untuk mendapatkan usulan praktis dan memudahkan
penjelasan data. Pada tingkat kinerja, pengukuran dilakukan dengan
mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang telah
dirasakan. Grafik IPA dibagi menjadi empat buah kuadran berdasarkan
hasil pengukuran importance-performanc
Berikut penjelasan untuk masing-masing kuadran:
1. Kuadran
satu, “Concentrate Here” (high importance & low satisfaction)
Faktor-faktor yang
terletak dikuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat penting oleh
konsumen namun kondisi pada saat ini belum memuaskan sehingga pihak
manajemen berkewajiban pengalokasikan sumber daya yang memadai untuk
meningkatkan kinerja berbagai faktor tersebut. Faktor-faktor yang
terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan.
2. Kuadran
dua, “Keep up The Good Work” (high importance & high satisfaction)
Faktor-faktor yang
terletak dikuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang bagi kepuasan
konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban memastikan bahwa kinerja
institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan prestasi yang
telah dicapai.
3. Kuadran tiga, “Low Priority” (low importance
& low satisfaction)
Faktor-faktor yang
terletak dikuadran ini mempunyai tingkat kepuasan yang rendah dan
sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen, sehingga pihak
manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian
pada faktor –faktor tersebut.
4. Kuadran
empat, “Possible Overkill” (low importance & high satisfaction)
Faktor-faktor yang
terletak dikuadran ini dianggap tidak terlalu penting sehingga pihak
manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan
faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai
prioritas penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan.
Terdapat dua macam cara untuk menampilkan data IPA yaitu:
1.
Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu
tingkat kepentingan dan sumbu tingkat kepuasan dengan tujuan untuk
mengetahui secara umum penyebaran data terletak pada kuadran berapa.
2. Menempatkan
garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada
sumbu tingkat kepentingan dan sumbu tingkat kepuasan dengan tujuan untuk
mengetahui secara spesifik masing-masing faktor terletak pada kuadran
berapa. Metode yang kedua lebih banyak dipergunakan oleh para peneliti.
sumber http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=884:importance-performance-analysis-ipa&catid=25:industri&Itemid=14
SOAL MANAJEMEN RISIKO
Jelaskan bagaimana sebuah perusahaan dapat mengambil tindakan perlindungan terhadap pertanggungan kerugian !.
SOAL MANAJEMEN RISIKO
Jelaskan bagaimana sebuah perusahaan dapat mengambil tindakan perlindungan terhadap pertanggungan kerugian !.
aslkm akhi.....
BalasHapussy lagi nyari jurnal mengenai Importance-Performance Analysis (IPA).
yang dapat berbayar semua,so finally dapat dech blog akhi ni.
kalo gak keberatan akhi punya jurnalnya gak y?
kalo ada bagi2 donk...krm ke email ana y,
el_b4nn4@yahoo.com
syukron.....