Jumat, 28 Desember 2012

Jangan Bosan Jadi Imam ku........




Aku egois

setiap ada perbedaan pendapat antara aku dengan kamu, pasti ujung-ujungnya kamu nyebelin.
aku salah ya, 
aku bukan perempuan yang mau main-main sm cinta ini.
iya maaf...

bukan kamu yang ga mampu menjadi imam, tapi akunya yang ga ngerti-ngerti.
aku sih sebenarnya terus mencoba untuk menjadi baik, dan terus belajar buat jadi lebih baik,
jujur aja itu karna kamu.
maaf ya kalo aku tidak seperti yang kamu inginkan.....
Iya Insya Allah aku bisa jaga diri
dan membatasi mana yang baik untuk aku
dan mana yang tidak baik.
lagi pula kan ada kamu yang memfilter kegiatan aku....


tapi kamu jangan bosan ya jadi imam ku.....  < - >




benarkah.................?

ii vii  sed  iioxii













Jadwal Seminar Bisnis (Bulan Januari 2013) ...............






1.  Leasing Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal

Pembicara : 
dari Pihak PT. Federal International Finance (FIF)

Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Januari 2013
Waktu : 08.30 - 12.30 wib
Tempat : Aula STIE Tunas Nusantara
Alamat : Jl. Budhi No. 21 Dewi Sartika, Cawang Jakarta Timur
 
Harga Tiket : Rp. 50.000,- (Diskon 50% bagi pendaftar s/d tgl 12 Januari 2013)
Fasilitas : Sertifikat, Bahan Seminar dan Snack





2.  INVESTIGASI DAN FORENSIK AUDIT

Pembicara : 
 Dr. Suyanto, SE.,MM.,M.Ak
(Ketua STIE IPWIJA & Sekjen APTISI)

Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Januari 2013
Waktu : 08.30 - 12.30 wib
Tempat : Aula STIE Tunas Nusantara
Alamat :  Jl. Budhi No. 21 Dewi Sartika Cawang Jakarta timur 

Harga Tiket : Rp. 50.000,- (Diskon 50% bagi pendaftar s/d tgl 19 Jan 2013)
Fasilitas : Sertifikat, Bahan Seminar dan Snack





Penyelenggara:

Program Studi Akuntansi (D-3)
STIE Tunas Nusantara





Pendaftaran Hubungi :

HUMAS STIE TUNAS NUSANTARA

Jl. Budhi No. 21 Dewi Sartika, Cawang Jakarta Timur
(samping RSUD Budhi Asih)

Telp. 021 - 80883639





Jumat, 21 Desember 2012

Aku Sayang ibu .......................





JIKA Anda punya account Facebook, cobalah lihat sejenak apa yang terjadi hari ini Sabtu, 22 Desember. Jika Anda kebetulan membukanya, niscaya ribuan status yang ada di sana berisi tentang pujian, penghargaan, apresiasi, dan segala hal lainnya kepada seorang ibu. Begitu juga di surat kabar, televisi dan media-media lainnya juga sama membahas tentang kemuliaan seorang ibu. 22 Desember memang dinobatkan menjadi Hari Ibu—seperti yang kita ketahui.

Tidak ada yang salah dengan kemuliaan seorang ibu. Islam, sejak keberadaannya dan sejak dibawa oleh Rasulullah, telah meletakkan posisi seorang ibu dengan sangat tinggi. Ibu, ibu, ibu, baru kemudianlah ayah, yang wajib dihormati oleh seorang anak, begitu hadist Rasulullah saw yang sudah terkenal. Pemuliaan kepada seorang ibu terjadi setiap waktu, bukan hanya satu hari saja.

Tentu jika sekarang ada Hari Ibu, maka ada sesuatu yang lain di sana. Hari Ibu adalah hari peringatan/ perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebas-tugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Dan Hari Ibu dilaksanakan di seluruh dunia dengan nama Mother’s Day dengan berbeda-beda tanggalnya.

Menurut Wikipedia, Peringatan Mother’s Day di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno. Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Maret.

Di Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara.

Jadi di sini, Hari Ibu bisa jadi kedudukannya sama dengan Hari Valentine, April Mop, Tahun Baru Masehi, Hari Bumi dan hari-hari lainnya yang bermuara pada kepercayaan pagan Yunani. Merayakannya sama saja dengan mengakui adanya kebiasaan-kebiasaan ritual itu.

Mungkin ada pembenaran; yah, nggak apa-apalah, satu hari dalam satu tahun, seorang ibu libur dulu dari tugas-tugas rutinnya. Ibnu Umar ra berkata, Sabda Rasulullah saw bersabda: “Wanita yang tinggal di rumah bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama-samaku dalam surga.” Artinya, tidak ada berhenti atau cuti ketika sudah menjadi ibu—posisi yang sangat mulia dalam kehidupan. Adapun beban pekerjaan, bukankah Islam telah mengatur sedemikian rupa pendelegasian dengan suami hingga semua tugas dibagi rata antara suami dan istri?

Hadist di atas bukannya mengekang seorang perempuan atau seorang ibu. Kita tentu ingat bahwa Rasul juga membuka wilayah sosial untuk para muslimah ketika itu. Ada banyak kisah yang menceritakan keterlibatan para ummahat dalam dakwah Rasulullah, termasuk peperangan.

Lantas, dimanakah posisi lelaki? Mungkin satu hadist ini bisa menjadi petunjuk dari berbagai posisi lelaki dan perempuan dalam Islam, “Satu dinar yang kamu belanjakan ke jalan Allah, satu dinar yang kamu belanjakan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu belanjakan untuk kepentingan keluarga, yang paling besar pahalanya adalah yang kamu belanjakan untuk kepentingan keluarga.”(HR Muslim).
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu

Doa ku Untuk Mu ....Ibu

Yaa Rabb
Berikanlah selalu kepada ibu dan bapaku Kekuatan iman, islam dan ihsan
dalam membimbing kami menjadi anak yang sholeh dan shalehah dan taqorrubilallah.

Yaa Rabb
Berikanlah selalu kepada ibu dan bapaku kesehatan jasmani dan rohani, agar bisa selalu membimbing kami, kejalan yang lurus

Yaa Rabb
Ijinkanlah ibu dan bapak kami untuk beribadah ke tanah suci mu tahun 2014

Yaa Rabb, Jika KAU akan mengambil ibu dan bapak kami, ambillah mereka dalam keadaan yang baik (kuat iman dan islam)

Yaa Rabb, Berikanlah kebahagiaan kepada Ibu dan bapak kami di dunia dan di akhirat.

Yaa Rabb, kabulkanlah doa kami, dan jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang bersyukur kepada MU.

Amiinnn

Al Fatihah.......


Sumber : http://islampos.com/2012/mengapa-harus-ada-hari-ibu-22-desember/

Rukun Islam ................





Materi aqidah kali ini membahas tentang rukun islam. Meski telah sering kita dengar, namun ada baiknya kita kembali ulang, untuk memantapkan pemahaman kita. Dalil yang berkaitan dengan rukun islam ini diantaranya:
  1. Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar -semoga Allah meridloinya- : Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
    'Islam dibangun di atas 5 rukun, yaitu : Syahadat bahwa tiada illah selain Allah dan Muhammad adalah rosul Allah, Mendirikan shalat, Membayar zakat, Puasa ramadhan, dan Barhaji ke Baitullah al Haram'.
  2. Sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan dari Amirul Mukminin Umar bin Khathab -semoga Allah meridloinya- ketika Jibril datang dan bertanya tentang Islam kemudian beliau menjawab;
    'Islam adalah Bersyahadat bahwa tiada illah selain Allah dan Muhammad adalah rosul Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa ramadhan, berhaji jika mampu dalam perjalanannya'.
  3. Al Qur'an surat Ali Imran : 18 :
    "Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang berilmu (juga menyatakan yang demikian). Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
  4. Al Qur'an surat At Taubah : 128 :
    " sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rosul dari kamu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat mengiginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."
  5. Al Qur'an surat Al Bayyinah :5 :
    "padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta mengeluarkan zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus."
  6. Al Qur'an surat Al Baqarah : 183 :
    " wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa."
  7. Al Qur'an surat Ali Imran : 97
    " padanya terdapat tanda-tanda nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim ; barangsiapa yang memasuki (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sungguh Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."
Islam sendiri secara bahasa berarti : tunduk dan patuh.
Sedangkan secara istilah : memperlihatkan kepatuhan - ketundukan dan menampakkan syariat dengan berpegang pada apa yang datang dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sehingga darahnya terlindungi.
Pengertian islam ada 2 :
  1. Pengertian Umum : pengertian ini mencakup semua zaman sehingga nabi Ibrahim disebut muslim pada zamannya, kaum Nabi Musa juga disebut muslim pada zamannya begitu juga kaumnya nabi Isa di sebut muslim pada zamannya. Karena mereka tunduk pada syariat Allah yang diturunkan melalui rosul-rosulNya.
  2. Pengertian Khusus : mengkhususkan pada syariat nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam saja yang di sebut islam. Sehingga umat Muhammad saja yang di sebut muslim sedangkan kaum yahudi dan nasrani tidak disebut muslim mereka hanya di sebut ahlu kitab. Kondisi ini terjadi pada saat sekarang ini.



Rukun Islam merupakan landasan operasional dari Rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya. Rukun Islam merupakan training/pelatihan bagi orang mukmin menuju mardhotillah/keridhoan Allah.

• Syahadat adalah agreement (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT [7.172]. Seseorang yang telah menyatakan Laa ilaaha ilallaah berarti telah siap untuk fight (bertarung) melawan segala bentuk ilah di luar Allah di da1am kehidupannya [29:2].

• Shalat adalah training: sebagai latihan agar setiap muslim di dalam kehidupannya adalah dalam rangka sujud (beribadah) kepada Allah [6:162]

• Zakat adalah training, yaitu sebagai latihan agar menginfakkan hartanya, karena setiap harta seorang muslim adalah milik Allah.[57:7, 59:7]. “Engkau ambil zakat itu dari orang-orang kaya mereka dan engkau kembalikan kepada orang-orang fakir mereka” (HR Mutafaqun ‘alahi).

• Shaum adalah training, yaitu sebagai latihan pengendalian kebiasaan pada jasmani, yaitu makan dan minum dan ruhani, yaitu hawa nafsu. [2:185]

• Haji adalah training, yaitu sebagai latihan dalam pengorbanan jiwa dan harta di jalan Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia. [22:27-28]



Referensi
• Paket BP Nurul Fikri, Al-Islam,
• Sa’id Hawwa, Al-Islam

Rukun Iman .................

















Aqidah Islamiah dibangun di atas rukun iman yang enam, yaitu: Iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Keenam rukun ini telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur`an dan sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ليس البر أن تولوا وجوهكم قبل المشرق والمغرب ولكن البر من ءامن بالله واليوم الآخر والملائكة والكتاب والنبيين
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi.” (QS. Al-Baqarah: 177)

Adapun, iman kepada takdir maka disebutkan dalam firman-Nya:

إنا كل شيء خلقناه بقدر
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan takdir.” (QS. Al-Qamar: 49)
Sementara dari As-Sunnah adalah hadits Umar bin Al-Khaththab yang masyhur tentang kisah datangnya Jibril alaihissalam untuk bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang iman. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” (HR. Muslim no. 9)

Berikut penjelasan ringkas mengenai keenam rukun iman ini:


1.    Iman kepada Allah.

Tidaklah seseorang dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 perkara:
a.    Mengimani adanya Allah Ta’ala.
b.    Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.
c.    Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.
d.    Mengimani semua nama dan sifat Allah yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam tetapkan untuk Allah, serta menjauhi ta’thil, tahrif, takyif, dan tamtsil.


2.    Iman kepada para malaikat Allah.

Maksudnya kita wajib membenarkan bahwa para malaikat itu ada wujudnya dimana Allah Ta’ala menciptakan mereka dari cahaya. Mereka adalah makhluk dan hamba Allah yang selalu patuh dan beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

ومن عنده لا يستكبرون عن عبادته ولايستحسرون يسبحون الليل والنهار لايفترون
“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya`: 19-20)
Kita wajib mengimani secara rinci setiap malaikat yang kita ketahui namanya seperti Jibril, Mikail, dan Israfil. Adapun yang kita tidak ketahui namanya maka kita mengimani mereka secara global. Di antara bentuk beriman kepada mereka adalah mengimani setiap tugas dan amalan mereka yang tersebut dalam Al-Qur`an dan hadits yang shahih, seperti mengantar wahyu, menurunkan hujan, mencabut nyawa, dan seterusnya.


3.    Iman kepada kitab-kitab Allah.

Yaitu kita mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah kalam-Nya, dan kalamullah bukanlah makhluk karena kalam merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk.
Kita juga wajib mengimani secara terperinci semua kitab yang namanya disebutkan dalam Al-Qur`an seperti taurat, injil, zabur, suhuf Ibrahim, dan suhuf Musa. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita mengimani secara global bahwa Allah Ta’ala mempunyai kitab lain selain daripada yang diterangkan kepada kita. Secara khusus tentang Al-Qur`an, kita wajib mengimani bahwa dia merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.


4.    Iman kepada para nabi dan rasul Allah.

Yaitu mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani bahwa semua wahyu nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Karenanya siapa saja yang mendustakan kenabian salah seorang di antara mereka maka sama saja dia telah mendustakan seluruh nabi lainnya. Karenanya Allah Ta’ala mengkafirkan Yahudi dan Nashrani tatkala tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan Allah mendustakan keimanan mereka kepada Musa dan Isa alaihimassalam, karena mereka tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Juga wajib mengimani secara terperinci setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita wajib mengimaninya secara global. Allah Ta’ala berfirman:

ولقد أرسلنا رسلاً من قبلك منهم من قصصنا عليك ومنهم من لم نقصص عليك
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir: 78)


5.    Iman kepada hari akhir.

Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Allah Ta’ala berfirman:

كما بدأنا أول خلق نعيده وعدا علينا إنا كنا فاعلين
“Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya, janji dari Kami, sesungguhnya Kami pasti akan melakukannya.” (QS. Al-Anbiya`: 104)
Ini makna hari akhir secara khusus, walaupun sebenarnya beriman kepada akhir itu mencakup 3 perkara, dimana siapa saja yang mengingkari salah satunya maka hakikatnya dia tidak beriman kepada hari akhir. Ketiga perkara itu adalah:

a.    Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh -yaitu alam di antara dunia dan akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur bagi yang lulus dari fitnah, dan siksa kubur bagi yang tidak selamat darinya.
b.    Mengimani tanda-tanda hari kiamat, baik tanda-tanda kecil yang jumlahnya puluhan, maupun tanda-tanda besar yang para ulama sebutkan jumlahnya ada 10. Di antaranya: Munculnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa alaihissalam, keluarnya Ya`juj dan Ma`jun, dan seterusnya hingga terbitnya matahari dari sebelah barat.
c.    Mengimani semua yang terjadi setelah kebangkitan. Dan kejadian ini kalau mau diruntut sebagai berikut: Kebangkitan lalu berdiri di padang mahsyar, lalu telaga, lalu hisab (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan (penimbangan amalan), sirath, neraka, qintharah (titian kedua setelah shirath), dan terakhir surga.


6.    Beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.

Maksudnya kita wajib mengimani bahwa semua yang Allah takdirkan, apakah kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap sempurna hingga mengimani 4 perkara:
a.    Mengimani bahwa Allah Ta’ala mengimani segala sesuatu kejadian, yang baik maupun yang buruk. Bahwa Allah mengetahui semua kejadian yang telah berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan semua kejadian yang tidak jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah tahu bagaimana terjadinya.
Allah Ta’ala berfirman:

لتعلموا أن الله على كل شيء قدير وأن الله قد أحاط بكل شيء علما
“Agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 12)
b.    Mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah menuliskan takdir bagi semua makhluk 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 4797)
c.    Mengimani bahwa tidak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk di langit, di bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izin-Nya, sebagaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak kecuali setelah ada kehendak dan izin dari-Nya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan kamu tidak dapat menghendaki (mengerjakan sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At-Takwir: 29)
d.    Mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat mereka beserta seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman:

الله خالق كل شيء
“Allah menciptakan segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar: 62)






Sumber  : http://al-atsariyyah.com/penjelasan-rukun-iman.html


Bayangan Semu .....................







Tak terasa waktu terus berjalan, Tak kan bisa mengulang kembali, Semua hal lalu hanya bisa dikenang, Menjadi awal dikehidupan ini. walau sulit kulupakan
namun, mungkinkah ini takdir ?. hanya angan kebahagiaan denganya yang ku tunggu. Tak tahu sampai kapan ?  Tapi inilah yang terjadi Tak Ada pilihan, selain ingin selalu dia bahagia selama aku masih disini.

Dulu aku tak tahu akan seperti ini, Tapi mungkinkah aku bertemu dengannya nanti ?  Jika Benar !  Aku hanya bisa tersenyum menantinya  ?
Karena penantianku selama ini, tak berakhir begitu saja, Namun Jika dia tak kembali, Mungkin ini memang jalannya, Aku pun tak mampu merubahnya
Tapi aku akan tetap tersenyum.

Kau tahu aku takkan tega melihatmu menangis, kau tahu aku sangat manja kepadamu, kau tahu kebahagiaanmu adalah aku. inilah yang terbaik bagimu saat ini. Mungkin seperti ini yang kau inginkan. 
namun aku akan mencoba (mengulang MENCOBA) menjalaninya, sekuat hati aku kan belajar. belajar menjalani kehidupan  baru dalam hidupku, meski aku selalu terbayang wajahmu. aku harus mampu harus mampu

inilah rasaku, rasa tulusku terhadapmu
semua yang terjadi saat ini
Seperti Bayangan Semu......................
Yang tak perlu Kunantikan......
karena kau pun berharap demikian..............
Jika Kelak aku tak kembali .....
Ku Harap kau mengerti ......




Jumat, 28 Des 12

Sore ini, saat kau pergi ingin rasanya memanggilmu... "kembali, tolong jelaskan semuanya, apa kau ingin pergi begitu saja?"

Tapi aku tak berdaya, kubiarkan saja semuanya, kubiarkan saja hatiku sakit, karena semua ini salah hatiku, ya kubiarkan saja hatiku..

Kubiarkan kau pergi, aku senang kau tidak memikirkan perasaanku, karenanya ku biarkan kau pergi





01 Januari 2013






Hei kau lelaki terhebatku...

Bagaimana kau bisa sehebat itu?
Saat apapun kau selalu terhebat, 
tidak hanya hebat dalam hal menyenangkanku, 
membuatku menangispun kau sangat hebat. 
Tanggung jawab jika aku tidak ingin melepasmu  ^_*


















Selasa, 18 Desember 2012

Kebahagiaann mu adalah Aku ...............









Baik nya aja..........

Aku ingin kamu selalu tersenyum !

Dan Semoga ini kekeliruan dan hanya mimpi

itulah pintaku





















Senin, 17 Desember 2012

Kuliah Kelas Karyawan "PAKET BEASISWA & BERKUALITAS"


 
STIE TUNAS NUSANTARA
Penerimaan Calon Mahasiswa Baru Semester Ganjil
Tahun Akademik 2013/2014

FORMULIR  GRATIS........
  • Apakah Anda ingin masa depan yang lebih baik?
  • Apakah pendidikan merupakan sesuatu yang vital bagi Anda?
  • Apakah Anda memiliki prestasi di bidang akademik maupun non akdemik?
  • Apakah Anda sudah memiliki perencanaan terbaik bagi pendidikan Anda?
  • Apakah Anda sudah menyiapkan program pendidikan yang terbaik untuk masa depan Anda?
  • Anda tidak perlu mencari kemana-mana karena semua yang terbaik sudah disediakan oleh STIE Tunas Nusantara Cyber Business Campus melalui Program Beasiswa.
  • Yang dimaksud Kuliah dengan Program Beasiswa adalah perkuliahan program studi Manajemen jenjang Sarjana & program studi jenjang Diploma bebas biaya pendidikan yang bersumber dari dana Yayasan, pemerintah dan dana dari pihak ketiga berupa dana CSR (Cost of Social Responsibility).
  • Muatan materi kuliah bercirikan Cyber Business dan Enterpreneurship.
  • STIE Tunas Nusantara Cyber Business Campus bangga dapat membantu Anda dalam memberikan pendidikan bidang manajemen bisnis berbasis kompetensi kepada Anda.

     Status:
    TERAKREDITASI  BAN - PT 


Jurusan (Prodi) dan Beban SKS
Prodi Manajemen (S-1) Beban SKS: 149 sks dan 
 Prodi Akuntansi (D-3) Beban SKS: 110 sks


Jadwal dan Waktu Kuliah
1. Reguler Pagi/siang :   Senin s.d Kamis,  Pkl.  07.00 - 12.15  wib
2.  Reguler Sore/Malam : Senin s.d Rabu & Jum'at,  Pkl.  17.00 - 21.00 wib
3.  Reguler Malam/Siang : Jum'at, Pkl 18.30 - 21.00 wib &
 Sabtu  Pkl. 07.00 - 15.30 wib


FASILITAS KAMPUS
1.  Gedung Milik Sendiri, 2 Lt.  ( 20 Kelas )
2. Setiap Kelas Ber-AC
3.  Hotspot Area / Wi-fi  24 jam
4. Lab. Komputer, Bahasa
5. Perpustakaan
6. Ruang Aula Indoor dan Outdoor
7. Perpustakaan
8. Musholla
9. Parkiran Luas




PERSYARATAN CALON MAHASISWA BARU
  1. Membeli Formulir
  2. Melengkapi persyaratan dalam formulir, seperti:
a. Fotocopy Ijazah SLTA berlegalisir asli : 3 Lembar
b. Fotocopy SKHU SLTA berlegalisir asli : 3 Lembar
c. SKKB asli / Fotocopy berlegalisir asli : 1 Lembar
d. Surat keterangan sehat asli / berlegalisir asli : 1 Lembar
e. Pasfoto ukuran 2 x 3, 3 x 4 dan 4 x 6 : @ 6 Lembar
f. Ikut & Lulus Test Tertulis (khusus Beasiswa) : Saat beli Formulir
g. Ikut & Lulus Test Wawancara (Khusus Beasiswa) : setiap hari Rabu





BIAYA KULIAH SAMPAI TAMAT
1.   Prodi S-1 Manajemen ( 8 Semester )   "Jumat & Sabtu"  
                            Hanya Rp. 12.150.000,-*)
  
2.   Prodi S-1 Manajemen ( 8 Semester ) "Senin - Kamis"
                               Hanya Rp. 10.750.000,-*)

3.  Prodi D-3 Akuntansi ( 6 Semester ) "Senin - Kamis"
                              Hanya Rp. 8.150.000,-*)

                                 


CARA  PEMBAYARAN 







  •  1. Saat Pendaftaran Minimal :  Rp. 500.000,-
    2.  Sisanya diangsur Per-bulan  Minimal :  Rp. 100.000,-


                   *) Belum termasuk Biaya Skripsi, dan Wisuda



    AWAL KULIAH
    Reg Pagi & Malam : 09 September 2013
    Reg. Jumat&Sabtu : 13 September 2013


    PENDAFTARAN PALING LAMBAT :
    31 Agustus 2013


    ALAMAT KAMPUS :
    Jl. Budhi No. 21, Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur
    Telp. 021 - 80883639
    Klik TN : www.stietn.ac.id

    SMS Center :
    0896 3034 0878

  • Smile ........

    kkk




    Bangkitlah dan tebarkan uluran tangan mu. 

    Segaris senyum dan tatapan mata yang bersahabat 

    cukup untuk membangunkan bahwa kamu 

    akan menjadi seperti yang kamu mau.

    karena jelas sekali seperti yang kau ucap

    bahwa aku telah mati didepan mu.

     aku tetap menghormati mu,

    seperti aku menghormati kedua orang tua ku


    Jika Kau Tau.....

    CINTA KU TAK MEMANDANG KAU SEPERTI APA

    aku mencintai mu bukan karena apa pun

    bahkan aku pun tak mngerti kenapa aku seperti ini

    bisa menyayangi dan mencintai mu hanya hitungan detik

    meskipun kau jauh dari pandangan ku saat ini


    jarak bukan satu halangan untuk cinta kita

    karena kau selalu ada dan menemani ku dalam mimpi ku

    yang selalu membuaat ku selalu bersemangat menjalani hari ku

    dari awal terbit matahari hingga bintang dan bulan bersama di langit


    jangan ada rasa untuk mencoba melupakan ku

    karena ku tak akan meninggalkan mu di saat aku jauh

    jangan ada rasa untuk mencoba meninggalkan ku

    karena cinta ku akan selalu aku berikan padamu sepenuhnya


    layaknya sebuah bintang yang setia menemani sang bulan di angkasawan

    seperti itu lah perasaan ku kepadamu dan luasnya cintaku

    yang tak pernah memandang apa bentuk bulan itu 
    dan aku juga tak peduli kau seperti apa

    karena di balik kesederhanaan 
    menyimpan banyak cinta yang sangat indah

    yang membuat ku selalu tak ingin melepas mu 
    meskipun ku jauh ku akan setia menanti saat bahagiA kita 
    Tapi jika kau tak berkenan hal ini terjadi

    Maka tinggalkanlah semua ini

    dengan senyuman mu







    Kamis, 13 Desember 2012

    Bersyukur .................

    Bersyukur...............





    Dengan hal - hal seperti ini 

    akan lebih cepat mengembalikan ke masa - masa sebelumnya

    tanpa harus merubah rasa dan aroma asalnya

    Karena Citra Rasa lah

    yang akan selalu saya junjung Tinggi

    demi kepuasan pelanggan




    S m i l e













    Beruntungnya Diriku... (01 01 13)

    Tidak sengaja menjelang awal pergantian tahun 2012 ke 2013 aku memutuskan untuk menghabiskan malam bersamanya, bersama seorang pria yang begitu menyenangkan, yang dengannya aku percaya hariku akan sangat mengagumkan.

    Tujuan utama adalah puncak, saat dia menyebut puncak saat itu juga aku berpikir dia benar2 akan membahagiakanku, karena saat dia memutuskan untuk bersamaku hari itu, berarti dia telah mengesampingkan kehidupan yang lainnya dan memilih untuk membahagiakanku, bersamaku.

    Senyum itu.. ya Tuhan, dia jemput aku dengan senyuman dibibir indahnya, senyum yang bisa membuat aku mati karena pesonanya, akh.. jika saja tidak ada orang saat itu, pasti bibir itu sudah menjadi santapan utamaku.

    Dari awal perjalanan gerimis sudah mengiringi, tapi dengan tidak gentar dia terus berjalan, keinginannya untuk membahagiakanku begitu besar. Dalam hatiku berucap "Tuhan, beruntungnya diriku..."

    Perjalanan kami sangat menyenangkan, dia yang begitu hangat selalu meladeni setiap omonganku, ceritaku, umpatanku, kenakalanku, dsb. Aku tidak peduli lagi dengan yang lainnya, aku merasa hari itu adalah milikku, setiap hari yang kulewati bersamanya adalah milikku.

    Menjelang puncak hujan semakin membesar, perjalanan jg tidak mungkin bisa dilanjutkan. Dalam hati berpikir, "hujan seperti ini apa yang akan kami lakukan diatas sana?". Dan benar saja tiba2 dia berucap.. "bunda kita gak bakalan bisa sampai atas, kita coba ke rumah saudara ayah aja ya?". Aku setuju saja, karena perjalanan memang sudah tidak memungkinkan.

    Tidak sampai puncak bukan berarti kebahagiaanku berkurang, kebahagiaanku memuncak disini, ditempat ini, tidak sampai puncak bukan berarti malam tahun baruku gagal total, malam tahun baruku justru sangat berkesan ditempat ini bersama pria terhebat dan terhangat bersamaku.

    Selasa, 11 Desember 2012

    Jika Kelak Aku Mati .................

    Jika Kelak Nanti Aku Mati

    semoga tak sia perjuanganku menemani waktu mu

    semoga tak padam pula api semangat yang telah lama menyala

    biar tetap terngiang setiap teriakan pembakar

    agar terus terbongkar potensi tertinggi yang terendap.


    Kelak Nanti Aku Tak Lagi Disini

    semoga engkau bisa melanjutkan sisa karyaku

    semoga setiap apa yang telah kuajarkan padamu nyatalah

    biar tidak lelap lagi mata tertidur meninggalkan bintang berajar

    agar tak sia pula setiap detik yang bergulir serupa air


    Kelak Nanti Aku Kembali

    meski hanya terwakili bulan dan angin malam

    meski hanya terjun sejenak dalam pelangi imaji

    biarlah biar tetap menjadi semangatmu untuk maju

    agar segala kerinduanmu padaku tak sekedar semu

    serupa bunga yang bermekaran teratur waktu

    serupa rintik hujan yang turun basahi setiap keringmu

    raihlah raih sesuatu yang berdiam nan tinggi itu

    kepalkan dalam tangan dan langkahkan ia bersamamu

    biar tak ada lagi sorot mata elang mengintaimu

    agar semua khatam tentang setiap satu yang terulang

    agar kamu fasih berbicara pencarian satu yang menghilang

    dan…

    pasangkanlah sayap yang kutitipkan dipundakmu

    agar tertunjuk pada penglihatan mereka kini engkau mampu untuk terbang.

    Terbanglah kemana kamu mau






























    Hey Kamu....(030113)

    Hey kamu….
    iya kamu…kamu yang lagi baca tulisan ini,,,
    iya bener aku manggil kamu.. ngapain lagi tengok kiri kanan…
    Hey kamu,,,
    adoh.. masa kamu masih gak ngeh sih, kalau kamu yang jadi topik postingan ini..
    kamu masih berpikir kalau yang aku maksud itu bukan kamu..
    baiklah.. sekarang anggukan kepala jika semua yang aku bilang tentang kamu benar…
    terkadang kamu bisa senang sesenang-senangnya hingga seluruh dunia tahu kalau kamu lagi berbahagia.. 
    tapi akan ada masa dimana kamu menjadi orang paling malessin sedunia dan rasanya aku pengen lempar kamu ke jembatan kalibata situ,,
    terkadang kamu bertingkah seperti anak TK umur 5 tahun jika ada satu hal saja yang gak berkenan dihati kamu
    terkadang kamu bertingkah seperti manusia paling tegar di alam jagat raya,, merasa paling kuat dan paling hebat, namun apa,, setelah itu kamu pasti sibuk cari pelampiasan untuk semua kesulitan mu..





    hey kamu,,,,
    iya kamu,, yang dari tadi baca postingan ini,,,, 
    gak usah manggut-manggut ngerti deh…
    aku cuma mau bilang….
    kenapa kita ngga bisa bersama?  
    padahal aku sayang ma kamu, aku butuh kamu

    aku butuh telingamu untuk mendengarkan semua ceritaku…
    aku butuh kamu untuk menenangkanku dengan pelukanmu saat aku ingin menangis

    aku butuh kamu untuk menemaniku yang akan menerima aku apa adanya.. bukan karena ada apanya…
    hey kamu,, manusia paling menyebalkan di alam jagat raya. 

    aku cuma mau bilang sama kamu… 

    jangan pernah mengeluarkan statement "pergi", bagaimanapun aku ingin selalu bersamamu apapun statusnya




    Jumat, 07 Desember 2012

    Bulan Rajab ( 7 )....................



    Rajab di Antara Bulan Haram
     
    Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,

    إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

    “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (Qs. At Taubah: 36)

    Ibnu Rajab mengatakan, “Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal.

    Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perpuataran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)
    Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

    “Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
    Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.


    Di Balik Bulan Haram
    Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, “Dinamakan bulan haram karena dua makna.

    Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

    Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Maysir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
    Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” (Latho-if Al Ma’arif, 214)
    Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)


    Bulan Haram Mana yang Lebih Utama?
    Para ulama berselisih pendapat tentang manakah di antara bulan-bulan haram tersebut yang lebih utama. Ada ulama yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Rajab, sebagaimana hal ini dikatakan oleh sebagian ulama Syafi’iyah. Namun An Nawawi (salah satu ulama besar Syafi’iyah) dan ulama Syafi’iyah lainnya melemahkan pendapat ini. Ada yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Muharram, sebagaimana hal ini dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri dan pendapat ini dikuatkan oleh An Nawawi. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Dzulhijjah. Ini adalah pendapat Sa’id bin Jubair dan lainnya, juga dinilai kuat oleh Ibnu Rajab dalam Latho-if Al Ma’arif (hal. 203).


    Hukum yang Berkaitan Dengan Bulan Rajab
    Hukum yang berkaitan dengan bulan Rajab amatlah banyak, ada beberapa hukum yang sudah ada sejak masa Jahiliyah. Para ulama berselisih pendapat apakah hukum ini masih tetap berlaku ketika datang Islam ataukah tidak. Di antaranya adalah haramnya peperangan ketika bulan haram (termasuk bulan Rajab). Para ulama berselisih pendapat apakah hukum ini masih tetap diharamkan ataukah sudah dimansukh (dihapus hukumnya). Mayoritas ulama menganggap bahwa hukum tersebut sudah dihapus. Ibnu Rajab mengatakan, “Tidak diketahui dari satu orang sahabat pun bahwa mereka berhenti berperang pada bulan-bulan haram, padahal ada faktor pendorong ketika itu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sepakat tentang dihapusnya hukum tersebut.” (Lathoif Al Ma’arif, 210)
    Begitu juga dengan menyembelih (berkurban). Di zaman Jahiliyah dahulu, orang-orang biasa melakukan penyembelihan kurban pada tanggal 10 Rajab, dan dinamakan ‘atiiroh atau Rojabiyyah (karena dilakukan pada bulan Rajab). Para ulama berselisih pendapat apakah hukum ‘atiiroh sudah dibatalkan oleh Islam ataukah tidak. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa ‘atiiroh sudah dibatalkan hukumnya dalam Islam. Hal ini berdasarkan hadits Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    لاَ فَرَعَ وَلاَ عَتِيرَةَ

    “Tidak ada lagi faro’ dan  ‘atiiroh.” (HR. Bukhari no. 5473 dan Muslim no. 1976). Faro’ adalah anak pertama dari unta atau kambing, lalu dipelihara dan nanti akan disembahkan untuk berhala-berhala mereka.

    Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Tidak ada lagi ‘atiiroh dalam Islam. ‘Atiiroh hanya ada di zaman Jahiliyah. Orang-orang Jahiliyah biasanya berpuasa di bulan Rajab dan melakukan penyembelihan ‘atiiroh pada bulan tersebut. Mereka menjadikan penyembelihan pada bulan tersebut sebagai ‘ied (hari besar yang akan kembali berulang) dan juga mereka senang untuk memakan yang manis-manis atau semacamnya ketika itu.” Ibnu ‘Abbas sendiri tidak senang menjadikan bulan Rajab sebagai ‘ied.
    ‘Atiiroh sering dilakukan berulang setiap tahunnya sehingga menjadi ‘ied (sebagaimana Idul Fitri dan Idul Adha), padahal ‘ied (perayaan) kaum muslimin hanyalah Idul Fithri, Idul Adha dan hari tasyriq. Dan kita dilarang membuat ‘ied selain yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam. Ada sebuah riwayat,

    كَانَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَنْهَى عَن صِيَامِ رَجَبٍ كُلِّهِ ، لِاَنْ لاَ يَتَّخِذَ عِيْدًا.

    “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada seluruh hari di bulan Rajab agar tidak dijadikan sebagai ‘ied.” (HR. ‘Abdur Rozaq, hanya sampai pada Ibnu ‘Abbas (mauquf). Dikeluarkan pula oleh Ibnu Majah dan Ath Thobroniy dari Ibnu ‘Abbas secara marfu’, yaitu sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)

    Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Intinya, tidaklah dibolehkan bagi kaum muslimin untuk menjadikan suatu hari sebagai ‘ied selain apa yang telah dikatakan oleh syari’at Islam sebagai ‘ied yaitu Idul Fithri, Idul Adha dan hari tasyriq. Tiga hari ini adalah hari raya dalam setahun. Sedangkan ‘ied setiap pekannya adalah pada hari Jum’at. Selain hari-hari tadi, jika dijadikan sebagai ‘ied dan perayaan, maka itu berarti telah berbuat sesuatu yang tidak ada tuntunannya dalam Islam (alias bid’ah).” (Latho-if Al Ma’arif, 213)

    Hukum lain yang berkaitan dengan bulan Rajab adalah shalat dan puasa.


    Mengkhususkan Shalat Tertentu dan Shalat Roghoib di bulan Rajab
    Tidak ada satu shalat pun yang dikhususkan pada bulan Rajab, juga tidak ada anjuran untuk melaksanakan shalat Roghoib pada bulan tersebut.

    Shalat Roghoib atau biasa juga disebut dengan shalat Rajab adalah shalat yang dilakukan di malam Jum’at pertama bulan Rajab antara shalat Maghrib dan Isya. Di siang harinya sebelum pelaksanaan shalat Roghoib (hari kamis pertama  bulan Rajab) dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Jumlah raka’at shalat Roghoib adalah 12 raka’at. Di setiap raka’at dianjurkan membaca Al Fatihah sekali, surat Al Qadr 3 kali, surat Al Ikhlash 12 kali. Kemudian setelah pelaksanaan shalat tersebut dianjurkan untuk membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebanyak 70 kali.
    Di antara keutamaan yang disebutkan pada hadits yang menjelaskan tata cara shalat Raghaib adalah dosanya walaupun sebanyak buih di lautan akan diampuni dan bisa memberi syafa’at untuk 700 kerabatnya. Namun hadits yang menerangkan tata cara shalat Roghoib dan keutamaannya adalah hadits maudhu’ (palsu). Ibnul Jauzi meriwayatkan hadits ini dalam Al Mawdhu’aat (kitab hadits-hadits palsu).

    Ibnul Jauziy rahimahullah mengatakan, “Sungguh, orang  yang telah membuat bid’ah dengan membawakan hadits palsu ini sehingga menjadi motivator bagi orang-orang untuk melakukan shalat Roghoib dengan sebelumnya melakukan puasa, padahal siang hari pasti terasa begitu panas. Namun ketika berbuka mereka tidak mampu untuk makan banyak. Setelah itu mereka harus melaksanakan shalat Maghrib lalu dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Raghaib. Padahal dalam shalat Raghaib, bacaannya tasbih begitu lama, begitu pula dengan sujudnya. Sungguh orang-orang begitu susah ketika itu. Sesungguhnya aku melihat mereka di bulan Ramadhan dan tatkala mereka melaksanakan shalat tarawih, kok tidak bersemangat seperti melaksanakan shalat ini?! Namun shalat ini di kalangan awam begitu urgent. Sampai-sampai orang yang biasa tidak hadir shalat Jama’ah pun ikut melaksanakannya.” (Al Mawdhu’aat li Ibnil Jauziy, 2/125-126)

    Shalat Roghoib ini pertama kali dilaksanakan di Baitul Maqdis, setelah 480 Hijriyah dan tidak ada seorang pun yang pernah melakukan shalat ini sebelumnya. (Al Bida’ Al Hawliyah, 242)
    Ath Thurthusi mengatakan, “Tidak ada satu riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat ini. Shalat ini juga tidak pernah dilakukan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum, para tabi’in, dan salafush sholeh –semoga rahmat Allah pada mereka-.” (Al Hawadits wal Bida’, hal. 122. Dinukil dari Al Bida’ Al Hawliyah, 242)
    Mengkhususkan Berpuasa di Bulan Rajab

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Adapun mengkhususkan bulan Rajab dan Sya’ban untuk berpuasa pada seluruh harinya atau beri’tikaf pada waktu tersebut, maka tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat mengenai hal ini. Juga hal ini tidaklah dianjurkan oleh para ulama kaum muslimin. Bahkan yang terdapat dalam hadits yang shahih (riwayat Bukhari dan Muslim) dijelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Dan beliau dalam setahun tidaklah pernah banyak berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban, jika hal ini dibandingkan dengan bulan Ramadhan.
    Adapun melakukan puasa khusus di bulan Rajab, maka sebenarnya itu semua adalah berdasarkan hadits yang seluruhnya lemah (dho’if) bahkan maudhu’ (palsu). Para ulama tidaklah pernah menjadikan hadits-hadits ini sebagai sandaran. Bahkan hadits-hadits yang menjelaskan keutamaannya adalah hadits yang maudhu’ (palsu) dan dusta.”(Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291)
    Bahkan telah dicontohkan oleh para sahabat bahwa mereka melarang berpuasa pada seluruh hari bulan Rajab karena ditakutkan akan sama dengan puasa di bulan Ramadhan, sebagaimana hal ini pernah dicontohkan oleh ‘Umar bin Khottob. Ketika bulan Rajab, ‘Umar pernah memaksa seseorang untuk makan (tidak berpuasa), lalu beliau katakan,

    لَا تُشَبِّهُوهُ بِرَمَضَانَ

    “Janganlah engkau menyamakan puasa di bulan ini (bulan Rajab) dengan bulan Ramadhan.” (Riwayat ini dibawakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa, 25/290 dan beliau mengatakannya shahih. Begitu pula riwayat ini dikatakan bahwa sanadnya shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)
    Adapun perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berpuasa di bulan-bulan haram yaitu bulan Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, maka ini adalah perintah untuk berpuasa pada empat bulan tersebut dan beliau tidak mengkhususkan untuk berpuasa pada bulan Rajab saja. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 25/291)

    Imam Ahmad mengatakan, “Sebaiknya seseorang tidak berpuasa (pada bulan Rajab) satu atau dua hari.” Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Aku tidak suka jika ada orang yang menjadikan menyempurnakan puasa satu bulan penuh sebagaimana puasa di bulan Ramadhan.” Beliau berdalil dengan hadits ‘Aisyah yaitu ‘Aisyah tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh pada bulan-bulan lainnya sebagaimana beliau menyempurnakan berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. (Latho-if Ma’arif, 215)
    Ringkasnya, berpuasa penuh di bulan Rajab itu terlarang jika memenuhi tiga point berikut:
    1. Jika dikhususkan berpuasa penuh pada bulan tersebut, tidak seperti bulan lainnya sehingga orang-orang awam dapat menganggapnya sama seperti puasa Ramadhan.
    2. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut adalah puasa yang dikhususkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana sunnah rawatib (sunnah yang mengiringi amalan yang wajib).
    3. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut memiliki keutamaan pahala yang lebih dari puasa di bulan-bulan lainnya. (Lihat Al Hawadits wal Bida’, hal. 130-131. Dinukil dari Al Bida’ Al Hawliyah, 235-236)

    Perayaan Isro’ Mi’roj

    Sebelum kita menilai apakah merayakan Isro’ Mi’roj ada tuntunan dalam agama ini ataukah tidak, perlu kita tinjau terlebih dahulu, apakah Isro’ Mi’roj betul terjadi pada bulan Rajab?
    Perlu diketahui bahwa para ulama berselisih pendapat kapan terjadinya Isro’ Mi’roj. Ada ulama yang mengatakan pada bulan Rajab. Ada pula yang mengatakan pada bulan Ramadhan.
    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Tidak ada dalil yang tegas yang menyatakan terjadinya Isro’ Mi’roj pada bulan tertentu atau sepuluh hari tertentu atau ditegaskan pada tanggal tertentu. Bahkan sebenarnya para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini, tidak ada yang bisa menegaskan waktu pastinya.” (Zaadul Ma’ad, 1/54)

    Ibnu Rajab mengatakan, “Telah diriwayatkan bahwa di bulan Rajab ada kejadian-kejadian yang luar biasa. Namun sebenarnya riwayat tentang hal tersebut tidak ada satu pun yang shahih. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau dilahirkan pada awal malam bulan tersebut. Ada pula yang menyatakan bahwa beliau diutus pada 27 Rajab. Ada pula yang mengatakan bahwa itu terjadi pada 25 Rajab. Namun itu semua tidaklah shahih.”

    Abu Syamah mengatakan, “Sebagian orang menceritakan bahwa Isro’ Mi’roj terjadi di bulan Rajab. Namun para pakar Jarh wa Ta’dil (pengkritik perowi hadits) menyatakan bahwa klaim tersebut adalah suatu kedustaan.” (Al Bida’ Al Hawliyah, 274)
    Setelah kita mengetahui bahwa penetapan Isro’ Mi’roj sendiri masih diperselisihkan, lalu  

    bagaimanakah hukum merayakannya?
    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Tidak dikenal dari seorang dari ulama kaum muslimin yang menjadikan malam Isro’ memiliki keutamaan dari malam lainnya, lebih-lebih dari malam Lailatul Qadr. Begitu pula para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik tidak pernah mengkhususkan malam Isro’ untuk perayaan-perayaan tertentu dan mereka pun tidak menyebutkannya. Oleh karena itu, tidak diketahui tanggal pasti dari malam Isro’ tersebut.” (Zaadul Ma’ad, 1/54)

    Begitu pula Syaikhul Islam mengatakan, “Adapun melaksanakan perayaan tertentu selain dari hari raya yang disyari’atkan (yaitu idul fithri dan idul adha, pen) seperti perayaan pada sebagian malam dari bulan Rabi’ul Awwal (yang disebut dengan malam Maulid Nabi), perayaan pada sebagian malam Rojab (perayaan Isro’ Mi’roj), hari ke-8 Dzulhijjah, awal Jum’at dari bulan Rojab atau perayaan hari ke-8 Syawal -yang dinamakan orang yang sok pintar (alias bodoh) dengan Idul Abror (ketupat lebaran)-; ini semua adalah bid’ah yang tidak dianjurkan oleh para salaf (sahabat yang merupakan generasi terbaik umat ini) dan mereka juga tidak pernah melaksanakannya.” (Majmu’ Fatawa, 25/298)

    Ibnul Haaj mengatakan, “Di antara ajaran yang tidak ada tuntunan yang diada-adakan di bulan Rajab adalah perayaan malam Isro’ Mi’roj pada tanggal 27 Rajab.” (Al Bida’ Al Hawliyah, 275)
    Banyak tersebar di tengah-tengah kaum muslimin sebuah riwayat dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan, “Ketika tiba bulan Rajab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengucapkan,
    “Allahumma baarik lanaa fii Rojab wa Sya’ban wa ballignaa Romadhon [Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan]“.”
    Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad dalam musnadnya, Ibnu Suniy dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah. Namun perlu diketahui bahwa hadits ini adalah hadits yang lemah (hadits dho’if) karena di dalamnya ada perowi yang bernama Zaidah bin Abi Ar Ruqod. Zaidah adalah munkarul hadits (banyak keliru dalam meriwayatkan hadits) sehingga hadits ini termasuk hadits dho’if. Hadits ini dikatakan dho’if (lemah) oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma’arif (218), Syaikh Al Albani dalam tahqiq Misykatul Mashobih (1369), dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Imam Ahmad. [islampos/muslim.or.id/berbagaisumber]