Selasa, 15 Mei 2012

Wahai Jiwa yang tenang

 

Mengapa...


mengapa hal ini terjadi pada saya
mengapa dunia terasa tidak adil 
mengapa susah untuk ku gapai
mengapa segalanya tidak seperti yang ku harapkan
mengapa begini mengapa begitu






itulah pertanyaan2 yang menghinggapi jiwa yang resah, 
bukankah begitu?

Tidak ada asap kalau tidak ada api, tidak akan terjadi resah, kalau tidak ada masalah
Tidak akan terjadi gundah, kalau kita tidak gelisah
Tidak akan terjadi gelisah, kalau kita ikhlas dan pasrah
bukankah begitu?  (dewi tri) 

Nah untuk lebih jelasnya kita lihat yuk selain memang banyak masalah, tapi kenapa si hati kita selalu resah? 

1. Banyak menzalimi orang
2. Banyak membuat dosa
3. Menghina dan menzalimi ibu atau bapak
4. Menzalimi dan menghina guru terutama guru yang menunjukkan kita ke jalan Akhirat
5. Tidak percaya wujudnya Allah Taala
6. Tidak mengharap lagi pertolongan Allah
7. Orang yang kena uji bila imannya lemah atau tidak beriman. 
8. Pesimis/putus asa terhadap pertolonganNya
9. Berfikir hanya yang enak-enak saja, (ga mau susah)
10. Kufur nikmat, dikasih masalah sedikit, berasa kaya' orang paling sengsara di seluruh dunia :)


Ketenangan itu berpusat atau berpaksi dalam hati nurani. Ia perlu dijaga, karena bila hilang ketenangan, hilanglah kebahagiaan. Bila hilang kebahagiaan, tidak ada lagi keindahan di dalam kehidupan sekalipun mempunyai kekayaan, tinggal dalam istana yang indah, memiliki isteri yang cantik, ada kuasa.

Bila ketenangan tidak ada, senantiasa keluh-kesah, apa saja dibuat serba tidak kena, makan rasa tidak sedap, tidur tidak lena, tidak ada penumpuan dalam membuat suatu perkara, selalu saja termenung, orang bercakap kurang diambil perhatian, sumbang di dalam pergaulan, jika membaca terganggu untuk memahami, kawan-kawan ikut risau, mudah marah-marah, suka menyendiri, mudah merajuk, mudah tersinggung, tidak tahan sabar, tidak tahan gangguan, mudah jemu dalam bekerja, makan minum, pakaian dan badan tidak terurus, kurang bertanggungjawab, tidak suka bercakap.

Orang yang berada dalam ketidaktenangan, jika ketidaktenangan itu kuat dan kurang pula pelajaran selalu tak dapat mengontrol rasa tidak tenang itu, baik di waktu ramai maupun di saat sendiri, senantiasa nampak muram, susah hatinya amat ketara, orang-orang pun dapat mengetahuinya.

Jika dia seorang cerdik pandai atau ada status di dalam masyarakat, mungkin sebagian orang dapat mengontrolnya. Di tengah orang banyak pun dia dapat sembunyikan ketidaktenangannya itu untuk menjaga wibawa atau status diri, tapi bila waktu sendirian dia mulai termenung. Kesusahan hatinya nampak dilihat pada air mukanya. Ada sebagian orang mukanya cantik, orangnya periang, happy go lucky, ada kalanya susah juga dikesan. Tapi kalau dia tidak dapat kontrol, lihat muka dapat dikesan. Maka seorang yang periang tiba-tiba jadi pendiam, hilang riang, suka menyendiri, gurauan sudah tidak ada, anak isteri mulai risau, kawan-kawan susah hati.

Untuk menghilangkan rasa tidak tenang itu, kita harus banyak introspeksi diri atas kesalahan dan kekhilafan yang sudah kita lakukan, sambil berharap positif dan optimis terhadap pertolongan Allah, dan tidak berputus asa terhadap Allah, lihat masalah dari sisi kebalikannya, maka justru sebenarnya kita bertambah kuat dan semakin pintar dan tangguh dari sisi kualitas kematangan kepribadian dikarenakan sudah mantab dalam menanggulangi masalah. Bukankah begitu?

Ujian sekolah sudah di tetapkan dan tidak bisa di tunda
Begitupun dengan ujianNya
Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin
Dalam menghadapinya
Jika gagal? remedial aja boss, ga usah dibuat susah
Padahal hidup sudah demikian mudah

sumber http://kawansejati.ee.itb.ac.id/12-di-antara-penyebab-jiwa-tidak-tenang











SOAL  MANAJEMEN PEMASARAN

Mengenai Perspektif loyalitas pelanggan, Jelaskan perbedaan antara loyalitas perspektif behavioral dengan perspektif sikap (deterministik) serta berikan contohnya  !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar