Be thankful that you don’t
already have everything you desire
If you did, what would there be to look forward
to ?
Bersyukurlah karena engkau tidak memiliki semua yangdiinginkan
Jika kau miliki semuanya, apa lagi yang hendak dicari ?
Be thankful when you don’t know something For it gives you opportunity to learn
Bersyukurlah saat engkau tidak mengetahui
sesuatu Karena hal itu memberimu
kesempatan untuk belajar
Be thankful for the difficult timesDuring those times you
grow
Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang kau
hadapiKarena disana ada kesempatan
mengembangkandiri
Be thankful for limitations you currently haveBecause they gives you opportunities forimprovement
Bersyukurlah atas keterbatasan yang engkau
miliki
Karena hal itu memberimu
kesempatan untuk memperbaikidiri
Be thankful for each new challenge you takeBecause it will
build your strength and character
Bersyukurlah atas setiap tantangan baruKarena hal itu akan membangun kekuatan dankaraktermu
Be thankful for mistakes you once committed They will teach you valuable
lessons
Bersyukurlah atas kesalahan yang kini kau sadariKarena hal itu
memberimu pelajaran yang sangat berharga
Be thankful when you‘re tired and wearyBecause it means you’ve made a difference
Bersyukurlah ketika engkau lelah dan bosanKarena berarti engkau telah berbuat sesuatu yang
berarti
It is easy to be
thankful for good thingsA life of rich
fulfillmentComes to those who are also thankful for the setbacks
Mudah mensyukuri hal-hal yang baik Namun kehidupan yang bermaknaDinikmati mereka yang juga bersyukur atas kesulitan
Gratitude can turn a negative into a positiveFind a way to be thankful for your troublesAnd they can become your blessings
Rasa syukur bisa mengubah hal negatif menjadi
positif Berusahalah mensyukuri
kesulitan yang engkau hadapiSehingga
kesulitan itu menjadi berkah bagimu
Bersyukur (berterima kasih), kepada sesama manusia lebih cenderung
kepada menunjukkan perasaan senang
menghargai. Adapun bersyukur kepada Allah lebih
cenderung
kepada pengakuan bahwa semua kenikmatan adalah pemberian
dari
Allah. Inilah yang disebut sebagai syukur. Lawan kata
dari
syukur nikmat adalah kufur nikmat, yaitu mengingkari
bahwa
kenikmatan bukan diberikan oleh Allah. Kufur nikmat
berpotensi
merusak keimanan.
Bersyukur kepada Allah adalah salah satu
konsep yang secara prinsip ditegaskan di dalam Al-Qur'an
pada
hampir 70 ayat. Perumpamaan dari orang yang bersyukur
dan kufur
diberikan dan keadaan mereka di akhirat digambarkan.
Alasan
kenapa begitu pentingnya bersyukur kepada Allah adalah
fungsinya sebagai indikator keimanan dan pengakuan atas
keesaan
Allah. Dalam salah satu ayat, bersyukur digambarkan
sebagai
penganutan tunggal kepada Allah:
Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang baik yang kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah jika memang hanya dia saja yang kamu sembah. (Al-Baqarah: 172)
Pada ayat lain bersyukur digambarkan
sebagai lawan kemusyrikan:
Baik kepadamu maupun kepada nabi sebelummu telah diwahyukan: "Jika engkau mempersekutukan Tuhan, maka akan terbuang percumalah segala amalmu dan pastilah engkau menjadi orang yang merugi. Karena itu sembahlah Allah olehmu, dan jadilah orang yang bersyukur (Az-Zumar: 65-66)
Pernyataan menantang Iblis (pada hari
penolakannya untuk bersujud kepada Adam), menegaskan
pentingnya
bersyukur kepada Allah:
Kemudian saya akan memperdayakan mereka dengan mendatanginya dari muka, dari belakang, dari kanan dan dari kiri. Dan Engkau tidak akan menemui lagi kebanyakan mereka sebagai golongan orang-orang yang bersyukur. (Al-A'raf: 17)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Iblis
mencurahkan hidupnya semata-mata untuk menyesatkan
manusia.
Tujuan utamanya untuk membuat manusia mengingkari nikmat
Allah.
Apabila tindakan Iblis ini direnungkan betul-betul,
jelaslah
bahwa manusia akan tersesat apabila mengingkari nikmat
Allah.
Bersyukur kepada Allah merupakan salah satu
ujian dari Allah. Manusia dikaruniani banyak kenikmatan
dan
diberitahu cara memanfaatkannya. Sebagai balasannya,
manusia
diharapkan untuk taat kepada penciptanya. Namun manusia
diberi
kebebasan untuk memilih apakah hendak bersyukur atau
tidak:
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur. Kami hendak mengujinya dengan beban perintah dan larangan. Karena itu kami jadikan ia mendengar dan melihat. Sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan yang lurus: Ada yang bersyukur, namun ada pula yang kafir. (Al-Insan: 2-3)
Menurut ayat tersebut, bersyukur atau
tidaknya manusia adalah tanda jelas beriman atau
kafirkah
ia.
Bersyukur juga berhubungan erat dengan
keadaan di akhirat. Tidak ada hukuman yang dijatuhkan
kepada
orang beriman dan bersyukur:
Masak Allah akan menyiksamu juga jika kamu bersyukur dan beriman? Malah Allah adalah pembalas jasa kepada orang mukmin yang bersyukur serta Maha Mengetahui. An-Nisa: 147
Ayat ini bersama dengan sejumlah ayat lain
memberikan berita baik kepada orang-orang yang bersyukur
kepada
pencipta mereka:
Dan ingat pulalah ketika Tuhanmu memberikan pernyataan: "Jika kamu bersyukur pasti Kutambah nikmatKu kepadamu; sebaliknya jika kamu mengingkari nikmat itu, tentu siksaanku lebih dahsyat. (Ibrahim: 7) Karunia itulah yang disampaikan Allah sebagai berita gembira kepada hamba-hambaNya yang beriman dan mengerjakan kebaikan. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu atas seruanku ini, kecuali hanya kasih sayang dalam kekeluargaan. Siapa yang mengerjakan kebaikan, Kami lipat gandakan kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penilai. (Ash-Syura: 23) Kaum Luthpun telah mendustakan peringatan Tuhan. Kami hembuskan kepada mereka angin puyuh, kecuali kaum keluarga Luth, mereka telah kami selamatkan sebelum fajar menyingsing. Suatu anugrah dari kami. Demikianlah kami memberi ganjaran kepada siapa yang bersyukur. (Al-Qamar: 33-35)
"Seandainya kalian menghitung nikmat Allah,
tentu kalian tidak akan mampu" (An-Nahl: 18). Menurut
ayat
tersebut, jangankan menghitung nikmat,
mengkategorikannya saja
tidak mungkin sebab nikmat Allah tidak terbatas
banyaknya. Karenanya
seorang mukmin tidak seharusnya menghitung nikmat,
melainkan berdzikir
dan mewujudkan rasa syukurnya.
Anggapan kebanyakan orang, bersyukur kepada
Allah hanya perlu dilakukan pada saat mendapatkan
anugrah besar atau
terbebas dari masalah besar adalah keliru. Padahal jika
mau merenung sebentar
saja, mereka akan menyadari bahwa mereka dikelilingi
oleh
nikmat yang tidak terbatas banyaknya. Setiap waktu
setiap menit,
tercurah kenikmatan tak terhenti seperti hidup,
kesehatan,
kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup...; pendek
kata segala
sesuatu yang memungkinkan orang untuk hidup diberikan
oleh
Allah. Sebagai balasan semua itu, seseorang diharapkan
untuk
mengabdi kepada Allah sebagai rasa syukurnya.
Orang-orang yang
tidak memperhatikan semua kenikmatan yang mereka terima,
dengan
demikian telah mengingkari nikmat (kufur). Mereka baru
mau
bersyukur apabila semua kenikmatan telah dicabut.
Sebagai
contoh, kesehatan yang tidak pernah mereka akui sebagai
nikmat
baru mereka syukuri setelah mereka sakit.
Al-Qur'an memerintahkan untuk mengingat
nikmat Allah berulang-kali karena manusia cenderung
melupakannya. Seluruh buku yang ada di dunia ini tidak
akan cukup
untuk menulis nikmat Allah. Allah menciptakan manusia
dalam
bentuknya yang sempurna, memiliki panca indra yang
memungkinkan
manusia untuk merasakan dunia di sekelilingnya,
membimbingnya
menuju jalan yang benar melalui Al-Qur'an dan Al-Hadits,
menciptakan air segar dan makanan yang berlimpah,
melancarkan
pelayaran, yang kesemuanya itu ditujukan untuk
keuntungan
manusia. Setiap orang yang berdoa dan berbuat baik pasti
juga
bersyukur kepada Allah sebab orang-orang yang
mengingkari
nikmat Allah pasti juga tidak pernah ingat kepada Allah.
Seseorang yang bertingkah laku seperti hewan,
mengkonsumsi
segala sesuatu yang diberikan padanya tanpa mau berfikir
mengapa semua itu dianugrahkan dan siapa yang
menganugrahkan,
sudah selayaknya mengubah tingkah laku seperti itu.
Sebaliknya,
bersyukur hanya di saat menerima nikmat besar saja tidak
akan
berarti. Itulah sebabnya orang mukmin hendaknya tidak
pernah
lupa untuk bersyukur kepada Allah.
Dari Al-Qur'an kita juga tahu bahwa hanya
orang-orang yang bersyukurlah yang mau mengakui
tanda-tanda
kekuasaan Allah di dunia dan mengambil pelajaran
darinya.
Ayat-ayat di bawah ini menguraikan hal tersebut:
Adapun tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh dengan subur dengan izin Allah. Dan tanah yang gersang, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kebesaran kami bagi orang-orang yang bersyukur. (Al-A'raf: 58)
Dan sesungguhnya kami telah mengutus Musa kepada Bangsa Israil, dengan beberapa mukjizat dari kami sebagai pengukuhan dan disertai perintah dari Kami: "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kejahilan kepada cahaya iman yang terang-benderang, serta ingatkanlah mereka kepada "Hari-hari Allah"(Maksudnya, hari-hari yang penuh suka dan duka. Suka karena beroleh bahagia, dan duka karena ditimpa malapetaka, baik yang telah terjadi pada bangsa-bangsa sebelum Musa, maupun yang terjadi di zaman Musa sendiri). Dalam hal yang demikian terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan bagi orang-orang yang selalu sabar dan bersyukur Maksudnya sabar jika kedatangan malapetaka, dan bersyukur jika beroleh kebahagiaan. Baik dan buruk, bahagia dan malapetaka tidak akan luput dari kehidupan manusia di dunia ini. Karena itu, sabar dan bersyukur adalah senjata ampuh yang wajib dipegang teguh selamanya)(Ibrahim: 5).
Apakah engkau tidak perhatikan, bahwa kapal itu dapat berlayar di lautan karena Karunia Allah jua Karunia Allah di sini ialah kodratNya yang menundukkan lautan dan angin, supaya kapal-kapal layar dapat berlayar di lautan), untuk diperlihatkanNya kepadamu di antara tanda-tanda kekuasaanNya. Dalam hal ini terdapat bukti-bukti kenyataan bagi semua orang yang sabar dan bersyukur. (Luqman: 31).
Namun begitu mereka berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak hubungan antara kami dan Syria" (Tujuan permintaan ini supaya negeri-negeri yang berdekatan itu dihapuskan, agar jarak perjalanan menjadi jauh dan panjang, sehingga terbuka kesempatan untuk melakukan monopoli dalam perdagangan) Itu berarti mereka menganiaya diri sendiri. Karena itu Kami jadikan peristiwa mereka jadi buah tutur, lalu kami ganyang mereka sehancur-hancurnya. Peristiwa ini seharusnya menjadi pelajaran bagi setiap yang sabar dan bersyukur. (Saba: 19)
Hikmah maupun bukti yang terkandung dalam
ayat-ayat tersebut hanya dapat dipahami oleh orang-orang
yang
dikaruniai wawasan dan kepekaan yang biasa dimiliki oleh
orang-orang yang bersyukur.
Wawasan dan kepekaan tersebut merupakan
balasan atas rasa syukur kepada Allah. Sebaliknya
orang-orang
yang ingkar dan tidak peka, untuk memperhatikannya pun
mereka
enggan.
Di dalam banyak ayat, Allah menasehati para
rasulNya. Salah satunya adalah Musa, untuk bersyukur:
Allah berfirman: "Hai Musa! Sesungguhnya Aku telah memilihmu melebihi dari manusia yang lain untuk mengemban tugas kerasulan-Ku dan untuk berbicara secara langsung dengan-Ku. Oleh karena itu, pegang teguhlah Syari'at yang Aku berikan kepadamu, dan hendaklah engkau menjadi orang yang bersyukur. (Al-A'raf: 144)
Di dalam surat Al-Ahkaf ayat 15, seorang mukmin
di dalam kematangannya (umur 40 tahun diacu di dalam
Al-Qur'an
sebagai umur kematangan), berdoa supaya dijadikan orang
yang
bersyukur:
Kami perintahkan kepada manusia supaya: Berbuat baik kepada kedua ibu-bapak. Ibunya mengandung dan melahirkannya dengan susah payah. Mengandung sampai dengan menyapihnya, tigapuluh bulan (Dihitung menurut masa kandungan yang terpendek, yaitu enam bulan. Ditambah dengan masa penyusuan yang sempurna yaitu duapuluh empat bulan (2 tahun), menjadi tigapuluh bulan). Sehingga manakala ia sampai dewasa, usianya cukup empatpuluh tahun, dia mendoa: "Ya Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku bagaimana mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku. Jadikanlah amal perbuatanku sesuai dengan keridhaanMu dan berikanlah kebaikan kepadaku berkelanjutan sampai kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu, dan aku adalah orang yang berserah diri. (Al-Ahkaf: 15)
Diterjemahkan dari buklet "The Basic Concepts
in The Qur'an" karya Harun Yahya.
Terjemahan Al-Qur'an dikutip dari "Terjemah dan Tafsir Al-Qur'an"
susunan Bachtiar Surin terbitan Fa. SUMATRA. Bandung.
SOAL PRAK. PENGANGGARAN
Perusahaan akan menyusun anggaran biaya
administrasi penjualan tahun 2001 dengan data berikut :
a. Anggaran penjualan tahun 2001
sebesar Rp 50.000.000,-
b. Biaya administrasi penjualan
ditentukan sebesar 20% dari penjualan
c. Pada tahun 2001 realisasi biaya
administrasi penjualan masing-masing dengan proporsi sebagai berikut
:
- Biaya promosi 25%
- Biaya komisi 10%
- Biaya akomodasi 20%
- Biaya depresiasi 10%
- Gaji pegawai 20%
- Gaji lain 15%
Diminta :
Menyusun anggaran biaya administrasi
penjualan per triwulan tahun 2001
SOAL PRAK. AKUNTANSI KEUANGAN 1
Soal 7-3
Pada awal bulan Mei 1999, PT Insan
Surya memperoleh hak penambangan batubara di atas suatu areal tanah
seluas 100 hektar dengan total harga perolehan Rp 267.500.000.000,00.
Kandungan batubara yang ada pada areal tersebut diperkirakan sebesar
150.000.000 ton. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, setelah
seluruh kandungan batubara berhasil ditambang perusahaan berkewajiban
untuk menata kembali lingkungan yang ada pada areal tersebut sehingga
kondisinya menjadi kembali seperti semula. Biaya penataan kembali
lingkungan tersebut ditaksir sebesar Rp 20.000.000.000,00 dan sesudah
itu diperkirakan akan laku dijual dengan harga Rp 25.000.000.000,00.
Untuk dapat menambang batubara yang ada, perusahaan harus membangun
dan memasang berbagai peralatan dan instalasi seharga Rp
45.000.000.000,00. Dalam tahun 1999, jumlah batubara yang berhasil
ditambang adalah 7.500.000 ton. Dari jumlah tersebut, 5.000.000 ton
telah dijual dalam tahun 1999.
Tugas Mahasiswa :
Dengan menggunakan kertas kerja yang
tersedia, kerjakanlah hal-hal sebagai berikut:
- Harga pokok batubara per ton.
- Harga pokok penjualan untuk tahun 1999.
- Harga pokok persediaan per 31 Desember 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar