Jumat, 10 Oktober 2014

Belajar dari Cinta ............................






Pepatah mengatakan  penyesalan selalu dating di akhir bukan di awal, seandainya dating di awal maka manusia akan menjadi hebat seperti tuhan, karena setiap kejadian yang lampau, sekarang dan akan dating sudah mengetahuinya, sebagaimana tuhan juga mengetahui segala waktu dari sebelum penciptaan dan sesudah akhir dunia di hancurkan.

Sayangnya, manusia adalah makhluk yang sangat terbatas kemampuannya, kita sebagai manusia tidak mengetahui waktu yang akan dating, bahkan kita tidak tahu satu jam yang akan dating padahal sudah banyak rencana yang kita buat dari pagi sampai sore.

Namun tidak sedikit rencana kita yang berjalan sesuai dengan kemauan kita, kegagalan yang tidak kita harapkan tiba-tiba dating bagai tamu yang tak di undang padahal sama sekali kita tidak mengharapkanya, tetapi kita tidak bias menghindarinya semau kita.

Sering kali kesalahan itu terjadi ketika kita tidak mengambil pelajaran dari kejadian sebelumnya, disebabkan oleh kebodohan dan emosi kita yang selalu kita pelihara membuat kita semakin terpuruk dalam kegagalan yang kita alami.
Emosi adalah factor yang sangat mempengaruhi kesalahan dalam bertindak, dan emosi juga lah yang menyebabkan keterpurukan pribadi kita, orang yang di mabuk cinta pada hakikatnya adalah jiwanya sedang di kuasi oleh emosi yang menggebu di hatinya, sehingga orang yang di landa mabuk cinta tidak akan menerima nasihat yang baik dan berguna bagi dirinya.

Pantaslah rasulullah saw mewanti-wanti agar selalu menahan amarah, karena marah adalah bentuk tipu muslihat syetan yang sangat manjur, ketika seseorang marah maka hati dan pikirannya tertutup, sebagai contohnya ketika seseorang putus cinta maka semuanya menjadi hampa, padahal cinta itu sendiri adalah salah satu bentuk dari emosi hati yang di kuasi oleh hawa nafsu yang di dalangi oleh syetan terkutuk.

Mari kita menghayati hadits nabi yang menganjurkan kita memilih agamanya kepada wanita yang akan kita nikahi, bukan harta, kedudukan, keturunan bahkan kecantikannya,  nabi sangat tahu betul bahwa kebahagiaan suami istri adalah yang memahami agama dan taat pada agamanya tidak lain yang di sebut soleh dan sholeh.

Untuk itu tidak pantas kita menukar kebahagian akhirat dengan kebahagiaan duniawi yang sesaat, cinta yang sesungguhnya bukan cinta pada manusia tetapi cinta pada allah yang menggenggam hati manusia, apabila kita sudah menyerahkan sepenuhnya kepada allah maka allah akan memilihkan kita pasangan yang baik, jadi belajarlah dari kesalahan orang yang mengganggap bahwa cinta dapat membahagiakanya namun tidak sedikit banyak yang terjadi perceraian lantaran di landasi oleh hawa nafsu yang di sebut cinta. Belajarlah mencitai karena allah niscaya allah akan berikan yang terbaik untukmu. walallhualam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar