"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (QS Ghafir: 60) Janji Allah untuk mengabulkan doa kita merupakan tahrid (motivasi) untuk bersegera berbuat baik, dan tarbiyah (mendidik) agar kita mengakui dan merasakan nikmat Allah sehingga jiwa kita semakin terdorong untuk selalu bersyukur. Sebab rasa syukur itu pula yang mendorongnya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Rabu, 22 Oktober 2014
Analisa Laporan Keuangan (Kisi-kisi Soal UTS Ganjil 2014-15 UNB)
Klik Soal disini
Jumat, 10 Oktober 2014
Kisah Seseorang kekasih tanpa nama..................
Ini adalah sebuah kisah
tentang seorang kekasih yang tak bernama. Awal kisah dalam penemuanku
dalam remah-remah pengkhianatan seorang perempuan. Sebenarnya sudah
kupastikan untuk tidak menaburi luka ini dengan air cuka baru, namun
setiap perjalanan menentukan jalannya sendiri. Maka, kini pun aku
terduduk dalam dalam dekapan tuts-tuts elektronis, merangkum seluruh
aromanya yang belum lama hilang, dan mencoba melupakan segala letih.
Jiwa raga.
Dia tidak pernah
kuketahui namanya. Atau memang aku tidak mau mengingat. Aku ingin, jika
saja kemanisan ini akan mempertahankan dirinya, maka kenangnya akan
tertulis sebagai anonim. Sebagai monumen yang orang akan mengenalnya
tanpa perlu bantuan kata. Dan jika saja ia ingin mencuri hatiku dan lalu
memusnahkannya, aku takkan pernah punya dendam. Sebab ia tidak bernama,
dan dendam butuh entitas.…
Apakah aku mengetahui
segala tentang seorang perempuan ini? Tidak juga. Tapi kuanggap ia
adalah perempuan yang tidak biasa, yang bersinar-sinar dalam aura
magisnya tiap kali berkelebat dari pandanganku. Ah, sebenarnya tidak
secara harafiah demikian. Sebab aku pun belum pernah melihatnya.
“Mas, apa maksud semua
kata-kata ini?”, tanyanya suatu kali dalam kotak imelku. Di bawah
pertanyaan pendeknya itu, masih tertulis imel asli yang kukirimkan
padanya beberapa hari lalu. Penuh kata-kata absurd, yang menggelikan
jika kubaca sekarang. Tapi semua nada itu muncul begitu saja tatkala aku
menuliskannya. Semua karena aku jatuh cinta.
Jatuh cinta?
Sebenarnya aku tidak
ingin mengotori kenanganku padanya dengan kata-kata yang paling sering
disalahmengerti ini. Tapi kurasa aku tak punya bahasa lain untuk
mewakilinya. Kurasa bahasaku pun takkan dapat dipahaminya.
Maka, kukirimkan
rangkaian bunga kemboja berjumlah duapuluh tangkai, di hari ulang
tahunnya. Ia marah-marah setelah itu, berkali-kali mencoba
menghubungiku, tapi telah kumatikan benda kecil yang selalu
berdering-dering sambil mengedipkan namanya (meski aku tak mencoba
mengingatnya). Dan esok harinya kotak imelku penuh dengan ratusan surat
darinya. “Mas sudah gila ya?” Begitu saja. Tampaknya ia tidak mempunyai
selera humor. Atau ia memang benar-benar marah.
“Mas, bisa kan kita
ketemu?” pintanya suatu kali. Tapi aku begitu pengecut untuk sekedar
memberanikan diri untuk memandang kornea yang demikian cerlang. Meski
aku belum pernah melihatnya. Dan kembali kukirimkan rangkaian bunga
mawar, setangkai saja. Dan kurasa ia bisa memahami apa yang diwakili
oleh helai-helai merah darah itu.
Ia tidak pernah
bertanya-tanya lagi, dan selalu menjawab setiap tanyaku. Selalu mau
membalut luka-luka menahunku. Menemaniku melengkapi malam, meski dari
jarak yang tak terukur indera. Tapi kutahu ia berjaga jika aku berjaga.
Dalam berlaksa waktu, kukira ia adalah seorang dewi yang turun ke
carutmarut duniaku ini. Entah untuk apa. Entah mengapa ia mampu
menanggungkan segala perih yang kutumpahkan kepadanya, tanpa pernah
berkata apa-apa. Mungkin ia malah tersenyum. Dan mungkin aku psikopat. …
“Mas, aku ingin jadi
kekasihmu.” Begitu saja ia menuliskannya. Tanpa ada bunga. Tanpa ada
kembang api. Tapi hatiku hancur lebur karenanya, menanggungkan sukacita.
Tapi aku tidak bisa menjumpainya. Tapi aku tidak bisa tuk sekedar
memandang keajaiban yang merangkum jiwanya yang agung.
Mengapa? Aku tak tahu.
Mungkin aku dikutuk oleh semesta untuk menjadi penunggu gua. Mungkin aku
kelelawar yang tak bisa memandang kecerahan mentari. Mungkin aku
drakula. Ah, betapa membosankannya kisahku ini. Tapi dalam
kesendirianku, terduduk dalam dekapan tuts-tuts elektronis, merangkum
seluruh aromanya yang belum lama hilang, dan mencoba melupakan segala
letih, jiwa raga, aku masih bisa mengenangkan dirinya. Seorang kekasih
yang tidak bernama. Dan aku begitu bersyukur karenanya.
Mengenal Ujian dan Musibah .................
Mendapatkan apa yang kita inginkan
tentu menjadi kebahagiaan tersendiri, terlebih lagi lebih banyak yang
kita dapatkan baik rizki, dan sehat, semua itu adalah karunia dari allah
semata. Karena tanpa ijin dan kehendakNya tidak akan terjadi walaupun
kita sangat menginginkanya.
Namun perlu kita
perhatikan antara ujian dan musibah barangkali apa yang kita dapat itu
ujian atau musibah, ujian itu sendiri adalah bentuk dari kasih saying
allah yang di berikan kepada hambaNya dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar iman dan keteguhan hatinya kepada allah swt.
Adapun musibah itu
adalah bentuk teguran allah kepada hambaNya, karena dosa dan maksiat
yang telah di lakukannya, yang tujuannya untuk menyadarkan agar hambaya
berbuat lebih baikl lagi.
Dalam ujian dan musibah
kita ambil ibrah dari kisah nabi musa dan fir’aun, Nabi musa selalu di
bantah dan di cemooh oleh kaumnya, bahkan akan di bunuh inilah bentuk
dari ujian karena nabi musa membela kebenaran yang allah wahyukan
kepadanya, maka segala hal yang terjadi kepada nabi musa baik itu nikmat
dan celaka semata-mata ujian dari allah yang pada akhirnya akan
mendapat pahala dari allah semata.
Berbeda dengan raja
fir’aun yang dalam hidupnya selalu bergelimang harta dan kekuasaan, ia
di timpa musibah yang amat sangat berat, allah menenggelamkannya di laut
mati dalam kondisi hidup sampai matinya, hal ini sebabkan oleh
pembelaan fir’aun kepada kebatilan dan kejaliman sehingga allah
memberikan musibah yang tiada tara bandingnya.
Maka kita tarik
kesimpulan bahwa selama kita berbuat baik dan mengabdi kepada allah
segala yang menimpa pada kita baik atau buruk adalah ujian, sebaliknya
musibah akan terjadi pada kita apabila selama hidupnya kita melakukan
perbuatan yang hina dan zalim. Wallahualam
Belajar dari Cinta ............................
Pepatah mengatakan penyesalan selalu dating di akhir
bukan di awal, seandainya dating di awal maka manusia akan menjadi hebat
seperti tuhan, karena setiap kejadian yang lampau, sekarang dan akan
dating sudah mengetahuinya, sebagaimana tuhan juga mengetahui segala
waktu dari sebelum penciptaan dan sesudah akhir dunia di hancurkan.
Sayangnya, manusia
adalah makhluk yang sangat terbatas kemampuannya, kita sebagai manusia
tidak mengetahui waktu yang akan dating, bahkan kita tidak tahu satu jam
yang akan dating padahal sudah banyak rencana yang kita buat dari pagi
sampai sore.
Namun tidak sedikit
rencana kita yang berjalan sesuai dengan kemauan kita, kegagalan yang
tidak kita harapkan tiba-tiba dating bagai tamu yang tak di undang
padahal sama sekali kita tidak mengharapkanya, tetapi kita tidak bias
menghindarinya semau kita.
Sering kali kesalahan
itu terjadi ketika kita tidak mengambil pelajaran dari kejadian
sebelumnya, disebabkan oleh kebodohan dan emosi kita yang selalu kita
pelihara membuat kita semakin terpuruk dalam kegagalan yang kita alami.
Emosi adalah factor yang
sangat mempengaruhi kesalahan dalam bertindak, dan emosi juga lah yang
menyebabkan keterpurukan pribadi kita, orang yang di mabuk cinta pada
hakikatnya adalah jiwanya sedang di kuasi oleh emosi yang menggebu di
hatinya, sehingga orang yang di landa mabuk cinta tidak akan menerima
nasihat yang baik dan berguna bagi dirinya.
Pantaslah rasulullah saw
mewanti-wanti agar selalu menahan amarah, karena marah adalah bentuk
tipu muslihat syetan yang sangat manjur, ketika seseorang marah maka
hati dan pikirannya tertutup, sebagai contohnya ketika seseorang putus
cinta maka semuanya menjadi hampa, padahal cinta itu sendiri adalah
salah satu bentuk dari emosi hati yang di kuasi oleh hawa nafsu yang di
dalangi oleh syetan terkutuk.
Mari kita menghayati
hadits nabi yang menganjurkan kita memilih agamanya kepada wanita yang
akan kita nikahi, bukan harta, kedudukan, keturunan bahkan
kecantikannya, nabi sangat tahu betul bahwa kebahagiaan suami istri
adalah yang memahami agama dan taat pada agamanya tidak lain yang di
sebut soleh dan sholeh.
Untuk itu tidak pantas
kita menukar kebahagian akhirat dengan kebahagiaan duniawi yang sesaat,
cinta yang sesungguhnya bukan cinta pada manusia tetapi cinta pada allah
yang menggenggam hati manusia, apabila kita sudah menyerahkan
sepenuhnya kepada allah maka allah akan memilihkan kita pasangan yang
baik, jadi belajarlah dari kesalahan orang yang mengganggap bahwa cinta
dapat membahagiakanya namun tidak sedikit banyak yang terjadi perceraian
lantaran di landasi oleh hawa nafsu yang di sebut cinta. Belajarlah
mencitai karena allah niscaya allah akan berikan yang terbaik untukmu.
walallhualam
Analisa Laporan Keuangan (Tugas 3 - GANJIL 2014-15 UNB)
sedang proses
Rabu, 01 Oktober 2014
Sejarah STIFIn..................
SUDAHKAH ANDA MELAKUKAN TEST STIFIn............?
Sejarah perjalanan konsep STIFIn dimulai tahun 1999 ketika Farid
Poniman bersama partnernya, Indrawan Nugroho, yang kemudian
diikuti oleh Jamil Azzaini mendirikan lembaga training Kubik
Leadership. Lembaga training tersebut setiap memulai program trainingnya
terlebih dahulu memetakan peserta training sesuai dengan jenis
kecerdasannya. Sebagai konsep, STIFIn kala itu bisa dibilang masih
embrio. Perbaikan konsep dilakukan di sana-sini seiring dengan
berkembangnya penyelenggaraan training Kubik Leadership. Namun, kala
itu, tesis atau hipotesisnya sudah matang dan kukuh bahwa manusia
memiliki kecerdasan genetik. Berapa persisnya, itulah yang saya sebut
terus berkembang.
Pada awalnya, Farid Poniman menggunakan empat kecerdasan yakni S, T, I, dan F seperti kita bisa baca dalam buku best seller Kubik Leadership. Pergulatan intelektual dan penyempurnaan terus dilakukan oleh Farid Poniman, sebelum terbitnya buku ke DNA SuksesMulia yang akhirnya berujung pada penemuan kecerdasan ke lima, yakni In. Sekarang STIFIn sudah final dengan 5 mesin kecerdasan dan 9 personaliti genetik. Artinya tidak akan ada jenis kecerdasan ke-6 dan tidak akan ada personaliti genetik yang ke-10.
Setelah dilakukan riset untuk sekian lama, kini konsep STIFIn sudah sangat kokoh. Kekuatan utamanya terletak pada konsep yang simpel, akurat, serta aplikatif. Kita bahas satu per satu ketiga frasa tersebut.
Pada awalnya, Farid Poniman menggunakan empat kecerdasan yakni S, T, I, dan F seperti kita bisa baca dalam buku best seller Kubik Leadership. Pergulatan intelektual dan penyempurnaan terus dilakukan oleh Farid Poniman, sebelum terbitnya buku ke DNA SuksesMulia yang akhirnya berujung pada penemuan kecerdasan ke lima, yakni In. Sekarang STIFIn sudah final dengan 5 mesin kecerdasan dan 9 personaliti genetik. Artinya tidak akan ada jenis kecerdasan ke-6 dan tidak akan ada personaliti genetik yang ke-10.
Setelah dilakukan riset untuk sekian lama, kini konsep STIFIn sudah sangat kokoh. Kekuatan utamanya terletak pada konsep yang simpel, akurat, serta aplikatif. Kita bahas satu per satu ketiga frasa tersebut.
Simpel
Mulai dari simpel. Kenapa disebut simpel? Penjelasannya sederhana karena
dari miliaran manusia, oleh STIFIn dikelompokkan hanya dalam 5 mesin
kecerdasan dan 9 personaliti genetik. Kita tidak pusing dengan
pengelompokan manusia dalam banyak kotak, se-perti MBTI dan socionic
yang mengelompokkan dalam 16 kotak. Jika berkaitan dengan kecerdasan,
STIFIn cukup 5 kotak, yaitu:...S,....T,.....I,.....F,..... In. 5 mesin
kecerdasan itu mencakup seluruh jenis kecerdasan yang ada yang dimiliki
manusia di muka bumi ini. Bahkan alien pun, an- daikan alien itu memang
ada, bisa dimasukkan satu diantara 5 mesin kecerdasan. Kalau dilihat
dari bentuk kepalanya, berdasarkan foto yang beredar yang umum
dipercayai sebagai makhluk luar angkasa, alien lebih menyerupai mesin
kecerdasan Intuition.
Masih ada penjelasan lain kenapa konsep STIFIn disebut simpel karena bersifat multy-angle theory. Artinya, STIFIn dapat dipakai untuk menjelaskan teori kecerdasan dan personaliti dari disiplin ilmu yang lain. Seperti konsep otak kiri dan otak kanan (Roger W. Sperry) atau pembagian neokortek sebagai otak atas dan limbik sebagai otak bawah (Paul Broca) atau pembagian 6 Hexagonal Holland (John Holland) juga konsep DISC (Thomas International) atau bahkan teori lama Hippocrates Galenus dapat dengan mudah dibedah menggu- nakan STIFIn. Urai-an persamaannya sebagai berikut:
1. Otak kiri dan otak kanan sama dengan S+T dan I+F pada STIFIn.
2. Neokortek dan limbik sama dengan T + I dan S + F pada STIFIn.
3. • 6 Hexagonal Holland, Artistic-Realistic, identik dengan Kanan- Kiri STIFIn,
6 Hexagonal Holland, Investigative-Social identik dengan Atas- Bawah STIFIn,
6 Hexagonal Holland, Conventional-Enterprising identik den- gan diagonal Organisasi-Produksi STIFIn.
D-I-S-C pada Thomas International identik dengan S-F-I-T pada STIFIn.
Kholeris, Flegmatis, Melaneslis, dan Sanguinis sama dengan S, T, I, dan F pada STIFIn.
Perbandingan lebih lengkap dengan berbagai konsep lama yang lain dapat dilihat pada tabel halaman 20 pada buku STIFIn Personality.
STIFIn dengan mudah dapat diaplikasikan untuk anak berkebutuhan khusus serta terapi masalah-masalah kejiwaan dan kesehatan fisik. Jangan terkejut jika kami mengatakan bahwa dunia kedokteran bisa menggunakan konsep STIFIn untuk mendiagnosis penyakit secara akurat. Namun, aplikasi yang paling jitu adalah ketika konsep STIFIn digunakan untuk praktik penggemblengan diri dengan prinsip fokus-satu-hebat. Konsep kecerdasan tunggal yang dianut STIFIn lebih mampu menjelaskan realitas otak dalam keseharian. Itulah penjelasan kenapa konsep STIFIn yang menganut kecerdasan tunggal lebih aplikatif ketimbang, sebutlah, konsep kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligence (MI) yang bisa digambarkan dengan meng- gunakan metafora sederhana: kepemimpinan ayah dalam keluarga. Menurut konsep STIFIn setiap orang memiliki seluruh otak, namun hanya ada satu yang memimpin (sebaliknya menurut MI ada dua, tiga, atau empat yang dominan). “A specialist in the construction of the whole” kata Daoed Joesoef.
Dalam satu keluarga yang terdiri atas bapak-ibu-anak, posisi pemimpin dipercayakan kepada bapak. Jika sang bapak maju, maka semua keluarga maju. Sehingga konsentrasi perhatian keluarga diprioritaskan pada sang bapak. Konsep kecerdasan tunggal yang dipakai STIFIn lebih aplikatif karena ternyata kecerdasan dominan (seperti sang bapak) mampu memiliki daya jalar yang lebih baik. Sementara kalau menurut konsep MI investasi yang dimiliki keluarga disebar kepada semuanya, sehingga postur investasi dalam keluarga terpolarisasi. Ingat bahwa kecerdasan yang lemah (dimetaforkan ibu- anak) tidak memiliki daya jalar sebagaimana kecerdasan dominan (dimetaforkan bapak).
Akurat
Lantas kenapa konsep STIFIn disebut akurat? Semua itu karena STIFIn menguraikan cara kerja otak berdasarkan sistem operasinya, bukan kapasitas hardware-nya. Bayangkanlah satu kom- puter. Ok sudah? Yang dimaksud hardware adalah perangkat keras, sedangkan sistem operasi adalah yang berfungsi menghubungkan antara perangkat keras dengan aplikasi, seperti Microsoft Windows, Linux, Android, dan Macintosh. Nah, IQ itu adalah perangkat keras. Dengan demikian, mengukur IQ sama dengan mengukur kapasitas hardware. Makanya jika Anda tidak punya uang untuk melakukan tes IQ, tidak usah sedih, tinggal cari meteran, lalu ukur lingkar kepala, meski ini sangat kasar, tetapi kapasitas otak bisa diketahui. Kalau hasil pengukuran lingkar kepala Anda 60 cm, itu artinya IQ Anda kurang lebih 110. Mengapa dibilang sangat kasar karena dengan mengukur lingkar kepala semata-mata mengukur volume sel otak, sedangkan jumlah sambungan dendrit antar sel otak tidak diperhitungkan.
Berbeda dengan konsep yang lain, STIFIn menggunakan sistem operasi yang berbicara tentang jenis watak kecerdasan. Tiap jenis kecerdasan punya wataknya sendiri-sendiri. Jenis watak kecerdasan itulah yang kemudian disebut sebagai mesin kecerdasan. Jadi, STIFIn memetakan otak bukan berdasarkan belahan otak yang paling besar volumenya, melainkan berdasarkan belahan otak yang paling kerap digunakan. Itulah yang disebut sebagai sistem operasi. Membagi otak berdasarkan belahan otak yang berperan sebagai sistem operasi inilah yang membuat STIFIn akurat. Dalam sistem operasi tidak ada wilayah abu-abu, setiap jenis kecerdasan, seaneh apapun itu, dapat digolongkan ke dalam salah satu diantara 5 mesin kecerdasan yang ada dengan garis pemisah yang tegas.
Aplikatif
Lalu kenapa disebut aplikatif? Jawabannya: konsep STIFIn bercirikan multy-angle field yang kurang lebih artinya, STIFIn dapat dipakai untuk menjelaskan bidang apa saja. STIFIn dapat diaplikasikan pada bidang learning, profession, parenting, couple, politic, human resources, dan bidang-bidang lainnya. Kenapa pasangan suami istri tidak harmonis? Kenapa Pak JK kalah dalam pemilu presiden? Kita dapat memakai STIFIn sebagai pisau untuk membedah dua pertanyaan itu. Tidak itu saja. STIFIn sudah menyiapkan modul-modul training secara tematik dari masing-masing topik tadi. Ketika konsep lain masih berkutat pada masalah-masalah umum, STIFIn sudah jauh di depan dengan menyiapkan training untuk masalah spesifik.
Langganan:
Postingan (Atom)