"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (QS Ghafir: 60)
Janji Allah untuk mengabulkan doa kita merupakan tahrid (motivasi) untuk bersegera berbuat baik, dan tarbiyah (mendidik) agar kita mengakui dan merasakan nikmat Allah sehingga jiwa kita semakin terdorong untuk selalu bersyukur. Sebab rasa syukur itu pula yang mendorongnya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Jumat, 31 Agustus 2012
Surah Al-Baqarah (2) Ayat 1 - 10
surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 1
alif-laam-miim
1.
Alif laam miin [10].
[10] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al-Qur'an seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam
miim shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang
menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk
ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan
yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada
pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik
perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Qur'an itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dalam bahasa
Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya
bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW
semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
2.
Kitab [11] (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa [12],
[11] Tuhan menamakan Al-Qur'an dengan Al Kitab yang di sini berarti
"yang ditulis", sebagai isyarat bahwa Al-Qur'an diperintahkan untuk
ditulis.
[12] Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti
segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya;
tidak cukup diartikan dengan takut saja.
3.
(yaitu) mereka yang beriman [13] kepada yang ghaib [14], yang mendirikan
shalat [15], dan menafkahkan sebahagian rezki [16] yang Kami
anugerahkan kepada mereka.
[13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan
dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang
dikehendaki oleh iman itu.
[14] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya
kepada yang ghjaib yaitu, meng-i'tikadkan adanya sesuatu "yang maujud"
yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang
menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat,
Hari akhirat dan sebagainya.
[15] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah
ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi
dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan
kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya
dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan
adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu',
memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[16] Rezki: segala yang dapat diambil manfa'atnya. Menafkahkan sebagian
rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh
Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya,
seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak
yatim dan lain-lain.
4.
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu [17], serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat [18].
[17] Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad SAW ialah
kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur'an seperti: Taurat, Zabur,
Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al-Qur'an yang diturunkan
kepada para Rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul ialah dengan
memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada
Rasul.
[18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan
sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan
sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah
benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 5
ulaa-ika 'alaa hudan min rabbihim waulaa-ika
humu almuflihuuna
5.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung [19].
[19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada
Allah sesudah mengusahakannya.
6.
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan
beriman.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur
Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah, dari Said bin Jubair, dari
Ibnu Abbas mengenai firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang
kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir dua ayat. Kedua ayat tersebut
turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi Madinah. Diketengahkan dari
Rabi` bin Anas, "Dua ayat diturunkan tentang memerangi kaum sekutu,
yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi
mereka', sampai dengan '...dan bagi mereka disediakan siksa yang
keras.'" (Q.S. Al-Baqarah 6-7).
7.
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka [20], dan
penglihatan mereka ditutup [21]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
[20] Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam
nasehatpun tidak akan berbekas padanya.
[21] Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat
Al-Qur'an yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari
tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan
bumi dan pada diri mereka sendiri.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir
mengetengahkan dari jalur Ibnu Ishak, dari Muhammad bin Abu Ikrimah,
dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah,
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir.." (Q.S. Al-Baqarah 6) sampai akhir
dua ayat. Kedua ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi
Madinah. Diketengahkan dari Rabi` bin Anas, katanya, "Dua ayat
diturunkan tentang memerangi kaum sekutu, yaitu, 'Sesungguhnya
orang-orang kafir itu sama saja halnya bagi mereka', sampai dengan
'...dan bagi mereka disediakan siksa yang keras.'" (Q.S. Al-Baqarah
6-7).
surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 8
wamina alnnaasi man yaquulu aamannaa
8. Di
antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian [22]," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman.
[22] Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang
mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.
10.
Dalam hati mereka ada penyakit [23], lalu ditambah Allah penyakitnya;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
[23] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad SAW lemah.
Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam
terhadap Nabi SAW, agama dan orang-orang Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar