Sabtu, 22 Juni 2013

Indikator Kebahagiaan di dunia......................


Berdasarkan riwayat dalam tafsir Ibnu Katsir, suatu saat Rasulullah SAW
bertemu dengan salah seorang sahabat yang kondisinya memprihatinkan sekali.
Saking miskinnya, Nabi SAW bertanya : Kenapa kamu mengalami kondisi seperti
ini ?Orang itu menjawab dengan penuh percaya diri : Ya Rasulullah, saya
miskin seperti ini justru karena doa sayah. Kemudian Nabi SAW bertanya
kembali : Kamu suka berdoa apa ? Saya suka berdoa begini: Ya Allah berilah
aku kemelaratan dunia dan jadikanlah kemelaratan dunia itu menjadi perahu
yang mengantarkan saya ke kebahagiaan akhirat. Jadi walaupun saya miskin
begini, saya bangga karena doa saya terkabulkan. Ya mudah-mudahan akhirat
ada digenggaman saya.
Mendengar jawaban itu Rasulullah SAW hanya berkomentar begini : Kamu mau
enggak aku tunjukkan doa yang lebih bagus ?Lalu kata Nabi SAW : Kenapa kamu
tidak berdoa begini : Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw wa fil aakhirati
hasanaw wa qinaa adzaaban naar.
Cerita di atas merupakan asal usul doa tersebut, sehingga di dalam Al Quran
surat Al-Baqarah ayat 201 ada kata-kata wa minhum yang artinya dan diantara
mereka ada yang berdoa rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw wa fil aakhirati
hasanaw wa qinaa eadzaaban naar. Pengertian wa minhum disini, selain ada
yang berdoa menurut Al-Quran tersebut, tersirat pula arti ada yang berdoa
tidak seperti itu, yaitu seperti orang yang ditanya Rasulullah SAW itu tadi.
Sebagian arti doa tersebut adalah: gYa Allah berilah kebahagiaan duniah.
Sesungguhnya kebahagiaan dunia itu adalah sebuah konsep. Yang menjadi
pertanyaan sekarang adalah, indikator kebahagiaan dunia itu apa ? Karena
masing-masing orang mempunyai pendapat yang berbeda tentang kebahagiaan
dunia, sehingga perlu ada kesepakatan mengenai arti dari kebahagiaan dunia
itu sendiri.
Di dalam sebuah tafsir, Ibnu Abbas (Salah seorang sahabat Nabi SAW yang
sangat telaten melayani Rasulullah SAW dan pernah didoakan Rasulullah SAW.
Selain itu pula pada saat sembilan tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan
telah menjadi imam di mesjid) ditanya oleh para Tabifin mengenai apa yang
dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator
kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur. Jadi kalau kita
ingin bahagia di dunia, hati kita harus selalu mempunyai jiwa syukur,
artinya selalu menerima apa adanya. Apapun yang ada digenggaman kita harus
disyukuri, walaupun dalam keadaan sulit. Supaya bersyukur dalam keadaan
sulit Nabi SAW mengatakan: gKalau kita sedang sulit perhatikan orang yang
lebih sulit dari kitah.

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh. Dalam surat
At-Tahriim ayat 9, 10, dan 11, disebutkan ada tiga tipe pasangan hidup yaitu
: Tipe pertama adalah tipe pasangan Nabi Nuh AS, dimana Nabi Nuh soleh
tetapi istrinya tidak. Tipe pasangan kedua adalah tipe pasangan hidup
Firfaun. Firfaun begitu dholim tetapi istrinya begitu sholeh. Sehingga
istrinya Firfaun tersebut termasuk ke dalam tiga wanita paling soleh,
yaitu Siti Khadijah istri Rasulullah SAW, Siti Maryam ibunya Nabi Isa AS,
dan Siti Asiyah istrinya Firaun. Siti Asiyah ini di dalam surat At-Tahriim
merupakan istri yang telah dijanjikan Allah surga. Tipe pasangan ketiga
adalah tipe pasangan Imran. Imran itu seorang yang soleh, punya istri yang
soleh, punya anak yang bernama Maryam serta punya cucu bernama Nabi Isa AS
yang juga soleh. Jadi keluarga Imran ini, merupakan gambaran keluarga yang
semuanya soleh, selain Imran sendiri soleh, istri, anak, dan cucu juga
orang-orang yang soleh. Sekarang kita tinggal mengevaluasi mengenai pasangan
hidup kita, apakah seperti Nabi Nuh AS, seperti Firaun, ataukah seperti
Imran. Sedikit tambahan mengenai Firfaun. Firfaun itu berkuasa, kaya dan
sombong. Kata Imam Ghazali ada 3 hal yang membuat kita sombong, pertama ilmu
dan kecerdasan. Ilmu dan kecerdasan itu sangat rawan mengantarkan kita
kepada kesombongan, makanya Allah sangat cinta kepada orang-orang yang
berilmu tetapi rendah hati, dan Allah sangat murka kepada orang-orang bodoh
dan takabur. Yang kedua adalah kekuasaan. Sedang yang ketiga adalah
kekayaan. Jadi yang membuat kita sombong itu ialah harta, ilmu dan
kekuasaan. Firaun mempunyai ketiga-tiganya, sehingga dia sombong hingga
mengaku sebagai Tuhan.

Ketiga Ukuran kebaikan dunia itu adalah al auladun abrar, anak yang soleh.
Dicontohkan, di Bandung ada seorang petugas pembersih sampah yang
anak-anaknya sukses. Anak yang pertama kuliah di MIT dan anak yang kedua
sedang co-assistant di Fakultas Kedokteran Unpad. Karena kesuksesan dalam
mendidik anak-anaknya itu banyak orang di sekitarnya yang memujinya. Ini
menunjukkan bahwa anak merupakan ukuran kesuksesan. Bagi yang telah
berkeluarga dan telah dikaruniai titipan anak, perlu pula diingat bahwa kita
selain sebagai orangtua, kita juga adalah sebagai anak. Artinya kita juga
harus menjadi anak yang soleh terhadap orang tua kita. Ada cerita pada saat
Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda
yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya
kepada anak muda itu : Kenapa pundakmu itu ?Jawab anak muda itu : Ya
Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur.
Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya
melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika
istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya. Lalu anak muda itu
bertanya: Ya Rasulullah apakah kalau sudah melakukan itu, apakah aku
termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ? Nabi SAW
sambil memeluk anak muda itu mengatakan: gSungguh Allah ridho kepadamu,
kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta
orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu. Dari Hadist tersebut kita mendapat
gambaran bahwa oleh karena kita tidak mungkin membalas cinta dan kebaikan
orang tua, setidak-tidaknya kita bisa menjadi anak yang soleh. Hal ini
merupakan salah satu cara untuk membahagiakan mereka, karena ukuran
kebahagiaan dunia itu adalah anak yang soleh.

Keempat. Ukuran kebahagiaan dunia itu adalah albiatu sholihah, yaitu
lingkungan yang kondusif untuk iman kita. Yang dimaksud dengan lingkungan
yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya
sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah
terhadap keimanan kita. Komunitas kecil yang soleh itu luar biasa sekali.
Dicontohkan ada mahasiswa yang kuliah di Ummul Qura dan ada mahasiswa yang
kuliah di Sapporo, Jepang sini. Walaupun kedua mahasiswa tersebut soleh,
yang kuliah di sini statusnya bisa jadi lebih soleh daripada yang kuliah di
Ummul Qura karena lingkungan keduanya berbeda. Di Ummul Qura ada
keterbatasan mengenai apa yang bisa dilihat, untuk pergi ke Masjidil Haram
bisa dilakukan tiap hari, untuk melihat video film juga tidak ada, selain
itu majalah yang aneh-aneh juga tidak ada, yang ada hanyalah majalah yang
berbahasa Arab. Makin berat tantangan lingkungan kita tetapi kita mampu
membentuk komunitas yang soleh berarti nilainya Insya Allah lebih tinggi.

Kelima. Ukuran kebahagiaan dunia adalah al malul halal, atau harta yang
halal. Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi
halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
Sebaliknya, Islam itu menyuruh kaum muslimin menjadi orang kaya Dimana hal
ini tersirat di dalam sabda Rasulullah SAW: Ajarilah anakmu berenang,
berkuda dan memanah. Di dalam sabda Nabi SAW ini tersirat bahwa seorang
muslim harus kaya, tetapi dengan catatan untuk mendapatkannya jangan sampai
menghalalkan segala cara. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh,
Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat
tangan. Kamu berdoa sudah bagus, kata Nabi SAW, Namun sayang makanan,
minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana
doanya dikabulkan. Jadi salah satu penyebab doa tidak dikabulkan adalah
karena ada yang haram. Yang haram itu dibedakan menjadi dua macam, yaitu zat
yang haram dan cara yang haram. Mengenai zat yang haram umumnya kita bisa
meninggalkannya tetapi untuk cara yang haram kadang-kadang masih suka
ditekuni.

Keenam. Tafakuh fi dien. Semangat untuk memahami agama. Jadi kalau kita
bersemangat dalam memahami agama, berarti itu ciri kebahagiaan dunia. Umat
islam itu terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu ada orang yang mengaku
muslim, namun tidak mau mengamalkan Islam apalagi belajar Islam, tetapi
orang itu kalau disebut kafir marah. Kelompok kedua, orang yang mengaku
dirinya muslim, rajin mengamalkan Islam tetapi tidak mau belajar Islam.
Kelompok ketiga, orang yang rajin mengamalkan Islam dan mau belajar Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah. Umur yang baroqah itu artinya umur yang
semakin tua semakin soleh. Kita semua sebenarnya sedang antri untuk masuk ke
lubang kubur, masalahnya adalah kita tidak tahu kapan kita meninggal. Kalau
menggunakan teori probabilitas kita bisa melihatnya dari tahun kelahiran,
artinya siapa yang lahir lebih dulu besar peluangnya duluan meninggal. Hanya
saja, persoalannya Malakul Maut tidak pernah menggunakan teori probabilitas,
Malakul Maut itu menggunakan teori determinan, atau teori kapling. Contohnya
almarhumah Nike Ardilla, ia meninggal pada usia muda yaitu baru berusia 19
tahun dan sedang di puncak karir. Nike Ardilla meninggal tanpa
disangka-sangka, ia meninggal seketika saat mobil yang dikendarainya
kecelakaan karena bannya pecah. Demikian pula Lady Diana meninggal pada saat
usia 37 tahun lebih 6 bulan. Karena kecelakaan mobil pula. Dari sini kita
ketahui bahwa kematian itu gaib. Sehingga kita perlu merenungkan bahwa kita
itu sesungguhnya mempunyai kapling, hanya saja kita tidak tahu kapling kita
pada umur berapa. Walaupun demikian, kita tidak perlu takut dengan kematian,
yang harus kita khawatirkan itu adalah apa yang kita bawa pada saat kita
mati.
Dalam surat Fushshilat disebutkan bahwa orang meninggal itu ada dua macam,
pertama adalah meninggalnya orang yang soleh. Orang yang soleh itu kalau
rohnya diambil disambut oleh Malaikat Rahmat. Kata Malaikat Rahmat itu :
gala takhafu wa la takhjanu (jangan takut jangan khawatir). Sehingga orang
yang soleh itu jasadnya ingin segera dikuburkan, qodimuni qodimuni, segera
saya kuburkan. Sebaliknya dari meninggalnya orang soleh adalah meninggalnya
orang yang bergelimang dengan maksiat, untuk mengerjakan sholat yang lima
waktu saja tidak sempat, karena berbagai alasan kesibukan. Maka ketika
rohnya lepas dari jasadnya, ia dicaci oleh malaikat azab, sampai ia
berteriak begini rabbirijiun la alli amalu sholihan fima taraqtu, Tuhan
kembalikan roh ke dalam jasad saya agar saya bisa beramal soleh. Kata-kata
ini mencerminkan suatu penyesalan yang abadi
Jadi kalau kita evaluasi sekali lagi ketika kita mengatakan ya Allah berilah
kebahagiaan dunia, menurut Ibnu Abbas indikatornya ada 7 yaitu : hati yang
selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau
lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran
agama, dan umur yang baroqah. Sekali lagi, ketika kita meminta ya Allah
berilah kebahagiaan dunia, sebenarnya kita minta tujuh hal itu. Walaupun
kita akui jarang yang tujuh itu ada di dalam genggaman kita,
setidak-tidaknya kalau kita mendapat enam saja sudah bagus.
Yang menjadi masalah adalah kalau kita tidak mendapat satupun dari ketujuh
indikator kebahagiaan itu. Sedangkan mengenai kebahagiaan akhirat, artinya
sudah jelas yaitu rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi
rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah bagian kecil dari
rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena
rahmat Allah. Amal soleh yang kita lakukan tidak cukup untuk tiket masuk
surga Kata Nabi SAW, : Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukan
kalian ke surga. Lalu para sahabat bertanya: Bagaimana dengan Engkau ya
Rasulullah ?. Jawab Rasulullah SAW:Amal soleh saya juga tidak cukup. Lalu
para sahabat kembali bertanya: gKalau begitu kita masuk surga dengan apa
?Nabi SAW kembali menjawab: Kamu masuk surga itu dengan rahmat dan cinta
Allah.
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan
untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah
itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin, ATP). Jadi surga
itu adalah bagian dari rahmat.

Senin, 17 Juni 2013

SEMINAR BISNIS Bulan Juli 2013..............

BEDAH  BUKU
"AKUNTANSI  IT'S EASY"



TEMA:
MENGGAPAI MIMPI MENJADI "AKUNTAN", 




Diselenggarakan Oleh:
KERJASAMA PROGRAM STUDI AKUNTANSI 
DENGAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN
STIE TUNAS NUSANTARA



PEMBICARA:
NOVI PRIYATI, S.Pd., MM.


Sasaran:
1. Mahasiswa
2. Umum


 Metodologi:
1. Presentasi
2. Diskusi



Waktu & Tempat Pelaksanaan:
Rabu, 3 Juli 2013
Jam :  09.00 - 12.00 wib
Aula STIE Tunas Nusantara
Jl. Budhi No. 21 Dewi Sartika, Cawang, Jak-Tim
Biaya Seminar:
Rp. 50.000,- 
(Include Hand out, Snack, Sertifikat, Doorprize)


Dapatkan DISKON 50%
(Jika mendaftar Sebelum tanggal 1 Juli 2013)



PENDAFTARAN:

KAMPUS  STIE Tunas Nusantara
Jl. Budhi No. 21 Dewi Sartika, Cawang, Jak-Tim
Telp. 021-80883639
Online: 0896 3034 0878

Rabu, 12 Juni 2013

Ibadah Umroh...........

Lakukan Hal ini Sebelum Anda Berumrah

Sebelum Anda berumrah ada beberapa amalan penting yang tidak boleh dilupakan. Dan amalan ini merupakan penyempurna ibadah Umroh itu sendiri, karena peroleh Mabrur atau MAqbul dalam Umroh itu terkait dengan amalan sebelum berangkat. Karena tidak mungkin bahwa Mabrur, soleh ataupun takwa itu sendiri diperoleh hanya dalam waktu 1 minggu saja tanpa persiapan lahir batin di tanah air.
Persiapan Di Tanah Air
Persiapan Dhohir
  • Bertobat dari segala dosa dan maksiat, baik dosa kepada Allah Swt, yaitu pelanggaran dari segala larangan-Nya dan keengganan melaksanakan perintahNya, maupun dosa kepada sesama manusia.
  • Meminta izin orang tua atau yang dituakannya.
  • Membayar segala utang, mengembalikan harta yang diperoleh dengan cara zhalim (korupsi) dan aniaya (merampas hak orang lain).
  • Dana yang digunakan benar-benar halal dan bersih.
  • Menyiapkan nafkah yang cukup bagi keluarga yang ditinggalkan.
  • Banyak bersedekah kepada dhuafa, fakir dan miskin.
  • Carilah kawan seperjalanan yang saleh, yang baik, senang menolong, sering mengingatkan jika lupa, suka menegur jika ada kesalahan, memotivasi kepada keteguhan dan kesabaran.
  • Sebelum berangkat, berpamitan kepada teman, tetangga dan saudara lainya yang berdekatan. Meminta restu mereka, dan mendoakan untuk mereka

Persiapan Batin
  • Niat dan tujuan semata-mata karena Allah Swt, dan bukan untuk mencari kemasyhuran dan gelar.
  • Memperbanyak sedekah.
  • Meninggalkan rafats (ucapan kotor; tidak berguna), fusûq (maksiat, keluar dari ketaatan kepada Allah Swt), dan jidâl (berbantahan, bertengkar dll)
  • Rendah hati, lemah-lembut, mengutamakan kebaikan, budi pekerti yang baik. Tidak menyakiti orang lain, husnu zhan (berbaik sangka), sabar dan tabah dalam menghadapi perbuatan yang tidak menyenangkan dan menyakitkan
  • Ikhlas dalam segala ucapan dan perbuatan. Tidak memperhitungkan segala apa yang telah dikeluarkan untuk menyempurnakan ibadah haji maupun umrah
  • Ikhlas dan sabar dalam menghadapi musibah atau kerugian yang menimpa fisik dan harta. Sebab segala musibah dan kerugian yang diterima secara ikhlas, termasuk kebaikan berpahala di sisi Allah Swt
Menjelang Berangkat
  • Salat sunat Safar (bepergian) dua rakaat dengan membaca Fatihah dan al-Kafirun di rakaat pertama dan Fatihah dan al-Ikhlas di rakaat kedua. Boleh membaca Ayat Kursi1 atau Surat al-Quraisy dan satu kali sebelum keluar rumah atau doa lainnya yang dihafal dan disukai.
  • Berdoa bagi keluarga maupun teman yang ditinggalkan
  • Ketika naik kendaraan atau pesawat terbang bacalah doa
Bismillah
Setelah duduk membaca lagi:

Alhamdulillah
Diteruskan dengan membaca:

Subhânaladzî sakhara lanâ hâdzâ wa mâ kunnâ lahû muqrinîn wa innâ ilâ robbinâ lamunqolibûn
“Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan kami (padahal) kami tidak sanggup mengendalikannya. sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah.” (QS. Al-Zukhruf: 14)

Diteruskan dengan membaca:

Allahu Akbar 3 x
Atau membaca:

Subhânaka innî dzolamtu nafsî faghfir lî innahû lâ yaghfiru dzunûb illâ anta
“Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku menganiaya diriku sendiri (maka) ampuni aku karena tidak ada (yang) bisa mengampuni kecuali Engkau.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasaî dengan sanad sahih)
  • Selalu dalam keadaan berwudlu dan shalat berjamaah
  • Banyaklah berbuat kebaikan dalam perjalanan selain sabar  dan tawakal kepada Allah Swt
  • Berdoalah di setiap kesempatan dalam perjalanan karena doa yang sedang bepergian mustajab sebagaimana disebutkan dalam hadist:
“Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan: doa orang yang dizhalimi, doa orang yang sedang bepergian, dan doa orang tua kepada anaknya.” (HR. Tirmidzi)


2.  Tata Cara Umrah
Melaksanakan Sunat-Sunat Ihram
  • Sebelum ihram rapikan kuku, rambut, jenggot, kumis, bulu ketiak dan bulu lainnya. Kemudian mandi (membasahi badan dari kepala sampai kaki), menyela-nyela jari tangan dan kaki, kemudian berwudhu.
  • Selanjutnya mengenakan pakaian ihram. Bagi pria yang satu disebut Rida (kain bagian atas) dan Izzar (kain bagian bawah).
  • Pakaian ihram untuk wanita sama halnya dengan pakaian ketika shalat. Yaitu jilbab yang harus menutupi seluruh rambut (rambut tidak boleh terlihat). Baju harus menutupi dada. Tidak boleh memakai pakain tipis hingga terlihat rambut atau kulit, selain telapak muka dan telapak tangan. Kaki memakai kaos kaki/stoking.
  • Sebelum niat boleh memakai wewangian, body lotion, parfum dan lainnya. Namun tidak boleh dilakukan sesudah niat.
  • Bila salat wajib didirikan, kerjakan salat sunat ihram setelahnya, atau boleh menjadikan salat wajib itu penganti salat sunat ihram.

Perhatian
  • Shalat sunnat ini tidak diniatkan untuk ihram, tapi berniat mengerjakan shalat sunnat yang disebabkan satu sebab. Misalnya shalat dhuha, shalat hajat, tahiyatul masjid dll.
  • Yang bermiqat di Madinah sebaiknya mengerjakan semua sunah ihram di hotel.
  • Setelah berpakaian ihram, salat sunat dan niat dilakukan di Bir Ali.

2. Ihram Umrah
Ihram umrah adalah niat untuk melaksanakan umrah kemudian diikuti dengan Talbiyah. Ihram umrah ini merupakan tanda telah masuknya rangkaian ibadah umrah dengan diharamkannya melakukan segala sesuatu selama melalaksanakan umrah sebagaimana takbiratul ihram dalam shalat.
Niat untuk umrah antara lain:
Labbaika Allâhuma Umratan
“Aku taati panggilan-Mu untuk melakukan umrah”

Setelah niat tidak boleh melanggar larangan ihram. Tidak boleh berkata buruk, mengunjing, bertengkar, berdebat yang tidak bermanfaat dan larangan lainnya untuk menjaga kesempurnaan umrah. Banyaklah membaca talbiyah:

Labaîk allâhumma labaîk, labaîk lâ syarîka laka labaîk, innal hamda wan ni’mata laka wal mulku, lâ syarîka laka
“Aku penuhi seruan-Mu Ya Allah, aku penuhi seruan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan seluruh kerajaan milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Setelah berulang kali membaca talbiyah diselingi shalawat:
allâhumma shalli wa sallim ‘alâ muhammad wa ‘alâ Ali muhammad
“Ya Allah limpahkan kesejahteraan dan keselematan kepada Muhammad dan keluarganya.”
Kemudian bacalah doa yang disukai, misalnya doa:
allâhumma inna nas-aluka ridhâka wal jannah wa naûdzubika min sakhatika wannâr.
Ya Allah kami meminta ridha-Mu dan surgaMu. Kami berlindung dari kemarahan dan api neraka.”

3. Masuk ke Masjidil Haram
Ketika masuk masjid dahulukan kaki kanan dengan membaca:
Allahumaftah lî abwâba rohmatika
“Ya Allah bukakan bagiku semua pintu RahmatMu.”
Kemudian berjalan dengan tenang dan khusuk sambil membaca talbiyah.
Ketika melihat Kabah berdoa sambil mengangkat kedua tangan:

Allahumma zid hâdzal baita tasyrîfan wa ta’dzîman wa takrîman wa mahabatan wa zid man syarrafahu wa karamahu mimman hajjahu wa’tamarahu tasyrîfan wa ta’dzîman wa takrîman wa birran
“Ya Allah tambahlah kehormatan, kebesaran, kemuliaan dan kemegahan rumah ini. Tambahkan pula kehormatan, kebesaran, kemuliaan dan kebaikan bagi yang telah menghormati dan memuliakan rumahMu dari orang yang berhaji dan umrah.” (HR. Syafi’i) dan lainnya)
Setelah itu berdoalah menurut keinginan anda.

4. Memulai Tawaf
Ketika hendak tawaf benarkan letak baju ihram menjadi Idhthiba. Yaitu ujung baju ihram bagian kanan disimpan di pundak sebelah kiri.
Mulailah tawaf dengan berjalan cepat (raml) di tiga putaran pertama sambil idhtihba di seluruh putaran. Dan bacalah doa diatas setiap kali Isyarah (melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad) .
Ketika raml bacalah doa ini:

Allâhumaj’alhû hajjan mabrûran wa dzanban maghfûran wa sa’yan masykûran
“Ya Allah jadikan aku haji yang mabrur, dosa yang diampuni dan sai yang diampuni.” (HR. Syafi’i)

Perhatian
  • Raml (berjalan cepat) di 3 putaran pertama tawaf hanya disunahkan ketika pertama kali tawaf umrah dalam satu pejalanan. Dan tidak disunahkan pada tawaf sesudahnya. Bila tidak mampu maka berusaha semampunya ber-raml. Bila tidak sanggup juga berjalanlah biasa. Raml hanya disunahkan bagi laki-laki.
  • Idhtiba disunahkan dalam setiap tawaf untuk umrah.
  • Tidak ada doa khusus dalam setiap putaran tawaf. Bacalah doa yang dikuasai. Doa dalam Al-Qur’an dan Hadist lebih diutamakan.

Selesai raml pada 3 putaran pertama mulai mulai berjalan biasa pada empat putaran akhir.  Pada putaran selanjutnya bacalah:
Allâhumaghfir warham wa’fu ‘amma ta’lam wa antal a’azul akrom, Allâhuma robbanâ âtinâ fiddunyâ hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qinâ adzabanâr
“Ya Allah rahmati dan ampunilah aku dari dosa yang Engkau ketahui, karena Engkau Maha Besar dan Mulia. Ya Allah berilah aku kebaikan dunia dan akhirat, bebaskan aku dari api neraka.”

Selama tawaf bacalah dzikir dan doa pilihan anda atau membaca doa ini:
Subhânallahi wal hamdulillâhi wa lâ illâha illallah wallâhu akbar wa lâ haula wa lâ quwwata illa billâhi
“Maha Suci Allah, Segala puji bagiNya dan tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar dan tidak ada daya upaya kecuali dari Allah.” (HR. Ibnu Majah)


5. Rukun Yamani
Di Rukun Yamani (sudut yang berdampingan dengan Hajar Aswad) isyarah (tangan diarahkan) dengan tangan kanan tanpa mencium tangan sesudahnya.
Antara Rukun Yamani dengan Hajar Aswad bacalah doa:

Allâhumma rabbanâ âtinâ fiddunyâ hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qinâ adzabannâr
“Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan selamatkan kami dari api neraka.”


6. Salat di Maqam Ibrahim
Selesai tawaf kemudian menuju maqam Ibrahim sambil membaca:
Wattakidzû min maqâmi ibrâhîma mushollâ
Dan Jadikanlah sebagian dari Maqam Ibrahim tempat salat.”
Pakaian yang tadinya idhthiba dilepas dan selimutkan ke badan kemudian salat sunnat dua raka’at. Rakaat pertama membaca Fatihah dan al-Kafirun, rakaat kedua membaca fatihah dan al-Ikhlas. Sesudah salat bacalah menurut keinginan anda.


Perhatian
  • Tidak ada doa khusus dalam setiap putaran tawaf kecuali hanya beberapa doa yang telah disebutkan diatas. Anda boleh membaca doa sendiri atau dengan bahasa yang anda kuasai.
  • Tidak disunahkan mengusap, mencium atau menempelkan benda untuk mengambil berkah karena hal ini tidak diajarkan Nabi saw.
  • Mencium Hajar Aswad adalah sunah sedangkan menghormati sesama Muslim wajib hukumnya, maka jangan mengejar pahala sunah namun berakibat dosa.
  • Jangan paksakan mencium Hajar Aswad bila keadaan penuh sesak. Bila keadaan penuh sesak dan tidak memungkinkan raml, berjalan biasa atau tetap raml semampunya.
  • Jangan paksakan salat yang berhadapan langsung dengan maqam Ibrahim bila penuh sesak, carilah tempat kosong. Kemudian Istilam (bila memungkinkan) ke arah Hajar Aswad sambil berdoa di Multazam (bila memungkinkan) atau cukup berdoa di tempat anda berada.
  • Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim, maka hindari mengusap, mencium untuk mengharap berkah. Ingat! Jangan rusak ibadah anda dengan perbuatan yang tidak ada tuntunannya.
  • Ketika umrah berikutnya dalam tawaf hanya berjalan biasa tanpa raml maupun idhtiba.


7. Minum Air Zam-zam
Sebelum Sai disunahkan minum air Zam-Zam sambil menghadap Kabah. Ketika minum, bernafas 3 kali kemudian sisa air minum diusapkan ke kepala, muka dan dada.


8. Sai
Sebelum ke shafa letakan kembali pakain dengan cara idhthiba’ (bagi laki-laki) dan ketika mendekat shafa bacalah:
Innash-shofâ wal marwata min sya’â-irillâhi, Abda-u bimâ bada Allâh bihi
“Sesungguhanya Shafa dan Marwah sebagian dari syiar Allah. Aku mulai dengan apa yang dimulai Allah.”
Ketika sampai di Shafa menghadap Kabah dengan mengangkat kedua tangan sambil membaca:
Allahu Akbar 3 x


Lâ ilâha illallahu wahdahu lâ syarîka lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyî wa yumîtu wa huwa ‘alâ kulli syai-in qadîir, Lâ ilâhi illallahu wahdahu, anjaza wa’dahu wa nasharo ’abdahu wahazamal ahzâba wahdahu
“Tidak ada Tuhan selain Allah tidak ada sekutu bagiNya, milik-Nya semua kerajaan dan pujian. Ia yang menghidupkan dan yang mematikan, Ia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan selain Allah, ditepati janji-Nya, dibela hambaNya dan dikalahkan semua musuh olehNya.”

Bacalah doa ini 3 x kemudian mulai berjalan untuk Sai.
Bagi laki-laki ketika berada diantara dua lampu hijau berjalan cepat (raml) sambil membaca:

Rabbighfir warham wa tajâwaz ‘amma ta’lam innaka antal a’azul akrom, Allâhumma âtina fiddunyâ hasanah wa fil âkhiroti hasanah wa qinâ adzabannâr
“Ya Allah ampuni aku, hapuskan segala dosa yang Engkau ketahui, (karena) sesungguhnya Engkau Maha Mulia dan Maha Besar. Ya Allah berilah aku kebaikan dunia akhirat dan selamatkan aku dari api neraka.”

Selesai Raml berjalan biasa lagi hingga di Marwah. Ketika sampai di Mawah menghadap kiblat sambil bertakbir dan berdoa seperti di permulaan Sai. Kemudian mulai berjalan kearah Shafa dan be-raml ketika melewati dua lampu hijau.
Sai dilakukan tujuh putaran, antara Shafa dan Marwah dihitung satu putaran dan begitu pula sebaliknya dan sai akan berakhir di Marwah.


9. Tahallul
Selesai Sai kemudian Tahallul dengan menggunting atau mencukur rambut sedangkan bagi wanita hanya mengunting beberapa helai rambut sepanjang ruas jari saja. Ketika mencukur rambut mulailah mencukurnya pada bagian sebelah kanan kepala dan berdoa:
Allâhummaghfir lil muhalliqîna wa lil muqoshirîn
Ya Allah, ampunilah orang yang bercukur dan yang bergunting.”
Mengunting atau memotong rambut boleh dilakukan oleh siapa saja, anak kecil ke orang tua atau sebaliknya, istri kepada suaminya atau sebaliknya. Hendaknya wanita dipotong oleh muhrimnya. Anda menjadi halal kembali dan selesailah umrah anda.

Bermîqât Dari Tan’îm atau Ji’ranah
Selama berada di Mekah dianjurkan untuk memperbanyak umrah.
Sebaiknya semua kesunahan ihrâm dilakukan di hotel termasuk mandi dan berpakaian ihrâm. Sampai mîqât hanya salat sunnah ihrâm dan berniat kemudian kembali lagi ke Masjidil Haram untuk Tawâf, saî dan tahallul.
Umrah ini tidak disunahkan Raml ketika Tawâf.

Tawaf Wada’ Bagi Yang Berumah
Bagi yang berumrah selain di bulan haji, ketika akan meninggalkan kota Mekkah disunahkan melakukan Thawaf Wada. Caranya seperti melakukan Thawaf Sunnah.
Sunnahnya diakhiri dengan shalat sunnat thawaf setelah 7 kali thawaf. Bagi wanita yang berhalangan (haid, nifas dll) tidak disarankan thawaf wada’ dan cukup berdoa di pintu Masjid al-Haram.



Daftar Pustaka

1.   Gayo, H.M. Iwan, 2004, Buku Pintar Haji dan Umrah (Jakarta: Pustaka Warga Negara)
2.    Juzayrî, Abdul Rahman, 1990, Kitâb al-Fiqh ‘alâ al-Madzâhib al-‘Arba’ah (Beirut: Dar al-Fikr)
3.    Khiyari, Ahmad, 1993, Tarîkh al-Ma’alim al-Madînah al Munawwarah Qadîman wa Hadîtsan (Jeddah, Dar al-‘Ilm)
4.    Khurbûthulî, Ali, tt, Tarîkh Ka’bah, (Beirut: Dar al- Jail)
5.    Mubarakfurî, Shafiyyurahmân. 2002, Tarikh Makkah al- Mukarramah, (Riyadh: Dar as-Salam)
6.    Mundzirî, Abdul ‘Adzîm, 1992, Tahdzîb at-Targhîb wa at- Tarhîb. (Beirut: Darul Jail)
7.    Nawawî, Muhyidîn, tt, al-Majmû Syarh al-Muhaddzab, (Beirut: Darul Fikri)
8.     _________________ al-Adzkâr (Beirut: Dar al-Fikr)
9.    _________________ Syarh Muslim, (Beirut: Dar Kutub ‘Ilmiyyah)
10.  Râwah, Abdul Fattâh, 2003, Kitâb al-Îdhâh Fî Manâsik al-Hajj wa al-Umrah, Cetakan Kelima, (Mekkah: Maktab al- Imdâdiyyah)
11.  Rousydy, Latif, 1989, Manasik Haji dan Umrah Rasulullah s.a.w (Medan: Rimbow)
12.  Sâbiq, Sayyid, 1992, Fiqh as-Sunnah (Beirut: Dar al-Fikr)
13.  Shihab, Quraish, 2003, Haji bersama M. Quraish Shihab (Bandung: Mizan)
14.  Qudâmah, Ibnu, 1997, al-Mughnî, Cetakan Kedua, (Mekah: Mustaphâ al-Bâz)
15.  Qârî, Mulâ ‘Alî, 1998, Irsyad asy-Syârî, Cetakan Pertama, (Mekkah: ‘Abbâs Ahmad al-Bâz)
16.  Zuhaylî, Wahbah, 1989, al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adilatuhu (Beirut: Dar al-Fikr)

disampaikan oleh: 
Oleh: H. A. M. Ackman. Lc. M.Si

Kamis, 06 Juni 2013

SEMINAR BISNIS....................



SEMINAR BISNIS

"PERSIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA DI BANK SYARIAH"








Diselenggarakan Oleh:
KERJASAMA STIE TN  DENGAN  LEMBAGA PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA INSANI (LP2SDI) + IKATAN AHLI EKONOMI ISLAM (IAEI)



Obyektif:
Memberikan Pengenalan dan Pemahaman Peserta Terhadap hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk melamar menjadi karyawan di Bank Syariah









Tujuan:
Setelah Mengikuti Seminar ini peserta dapat mempersiapkan dirinya dengan lebih optimal untuk melamar di Bank Syariah yang disesuaikan dengan Syarat dan ketentuan dasar di Bank Syariah.




Sasaran:
1. Mahasiswa Tingkat Akhir
2.  Fresh Graduate SLTA/D3/S1
3.  Umum




 Metodologi:
1. Presentasi
2. Diskusi



Waktu & Tempat Pelaksanaan:
Rabu, 19 Juni 2013
Jam :  13.00 - 15.00 wib
Aula STIE Tunas Nusantara
Jl. Budhi No. 21 Dewi Sartika, Cawang, Jak-Tim



Biaya Seminar:
Rp. 50.000,- 
(Include Hand out, Snack, Sertifikat, Doorprize)


 
Dapatkan DISKON 50%
(Jika mendaftar Sebelum tanggal 15 Juni 2013)




PENDAFTARAN:

KAMPUS  STIE Tunas Nusantara
Jl. Budhi No. 21 Dewi Sartika, Cawang, Jak-Tim
Telp. 021-80883639

Online: 0896 3034 0878