Renungan Jelang Hari Raya Idul Adha
Renungan Jelang Hari Raya Idul Adha
. Waktu terasa berjalan begitu cepat, betapa tidak, rasanya baru
kemarin merayakan Hari Raya Idul Adha dengan prosesi
Shalat sunah Idul Adha dilanjutkan penyembelihan hewan Qurban
di depan Masjid dilanjut Makan Sate rame2, sekarang tinggal 3 hari lagi
menuju tanggal 10 Dzul Hijjah 1433 H prosesi atau ritual itu akan
terulang kembali.
Dalam
Wikipedia Indonesia disebutkan bahwa Idul Adha (di Republik Indonesia,
Hari Raya Haji, bahasa Arab: عيد
الأضحى) adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini
diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi
Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail
untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan
oleh-Nya dengan seekor domba.
Dengan
demikian Hari Raya Idul Adha disebut juga Hari
Raya Qurban atau dimasyarakat ada juga yang menyebut Hari
Raya atau Lebaran Haji (
walau ini katanya kurang tepat ). Okelah apapun namanya, disini kita tak
membahas soal itu, saya hanya ingin mengajak pembaca untuk menyimak
sebuah Renungan Jelang Hari Raya Idul Adha 1433 H yang
sangat identik dengan Hari Raya Qurban .
Renungan
ini hasil copas dari blog tetangga yang berbicara tentang Qurban dan
keikhlasannya. kisah yang sangat menarik untuk kita jadikan bahan
renungan tentang pengorbanan seorang anak kepada orang tuanya . Dengan
mata berkaca-kaca menahan haru, sengaja share disini sekedar berbagi
info dengan sobat lainnya. Selamat menyimak dan mengambil hikmahnya
Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang
pengalamannya: Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dari
penampilannya sepertinya tak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba
hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu
menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,”kalau yang itu
berapa Pak?”. “OOh.. Yang itu 700 ribu ” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya Si Ibu “600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh atau tidak pak?”, pintanya… Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diambil keputusan untuk diberikan saja dengan harga 500 ribu itu kepada ibu tersebut.
Sayapun mengantar hewan qurban itu sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.
Rupanya
ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah
gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur,
kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,.
Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal yang sudah
lusuh.
Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yg
sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak
kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu
dengan penuh kegembiraan. Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”.
“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu
Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.
“Pak, ini ongkos Bajaynya…”, panggil ibu itu,”sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.
Saya cepat pergi sebelum
ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat
teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan
kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….
Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah,
jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu
itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang
diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada keengganan untuk
berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun
aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal
dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik
kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.
Subhanallah …
sungguh mulia bagi orang yang mau berkurban secara tulus dan ikhlas demi orang tuanya… yang bahkan seara syariat
keluarga seperti dia tak perlu berkurban malah wajib menerima kurban
dari saudara-saudara kita yang lebih berada. Demikianlah Renungan Jelang Hari Raya Idul Adha 1433 H yang sangat identik dengan Hari Raya Qurban .
Bagi Para sahabat yang saya cintai
Selamat
Hari Raya Idul Adha
Semoga hidupmu dipenuhi kelezatan, selezat sate kambing di hari raya qurban.
Imanmu dipenuhi ketegaran,
setegar Ismail dan domba sembelihan.
Serta hari-harimu dalam bimbingan,
seperti Ibrahim sang Kekasih Tuhan.
Ya Allah..
Jadikanlah setiap helaan nafas kami sebagai bukti cinta kepada’Mu.
dan pengorbanan kami sebagai bukti kami mendekati’Mu.
Sumber : http://saungweb.blogspot.com/2012/10/renungan-jelang-hari-raya-idul-adha.html#ixzz2AAyKIE2f
Soal No. 3 Penganggaran
Perusahaan akan menyusun anggaran
variabel tahun 2001 departemen produksi dengan data-data tahun 2000.
Biaya produksi pada berbagai tingkat
aktivitas adalah sebagai berikut :
Biaya Produksi
-
NoJenis BiayaJanuariJuliNovember5.000 unit8.000 unit10.000 unit12345678Bahan bakuTenaga kerja langsungDepresiasiBahan penolongTenaga kerja tidak langsungGaji pegawaiBiaya pemeliharaanBiaya lain-lain10.000.0003.000.0001.500.000500.000600.0006.000.0002.000.0004.200.00016.000.0004.800.0001.500.000800.000600.0006.000.0002.800.0005.100.00020.000.0006.000.0001.500.0001.000.000600.0006.000.0003.600.0006.000.000
Jumlah27.800.00037.600.00044.700.000
Diminta menentukan :
- Anggaran variabel dalam bentuk formula
- Anggaran variabel dalam bentuk tabel (produksi 6.000 unit, 7.500 unit, dan 9.000 unit)
- Anggaran variabel dalam bentuk grafik
- Berapa besarnya anggaran iaya produksi pada tahun 2001 bila anggaran produksi 1 tahun sebesar 60.000 unit.